WaRC menuju Pusat Unggulan Riset Ekowisata

Penyerahan Kontrak Penelitian oleh WaRC kepada 16 proposal penelitian terpilih, Kamis (20/5/2021).

Denpasar, Balinesia.id - Warmadewa Research Centre (WaRC) siap menjadi pusat unggulan (centre of excellent) riset berbasis ekowisata. Hal tersebut dinyatakan Ketua WaRC, I Nyoman Gede Maha Putra, S.T., M.Sc., Ph.D, dalam Penyerahan Kontrak Penelitian kepada para peneliti, di Sekretariat Yayasan Kesejahteraan Korpri Propinsi Bali, Denpasar, Kamis (20/5/2021).

Maha Putra mengatakan pengembangan ilmu di bidang ekowisata sangat diperlukan bagi Bali yang selama beberapa dekade menyandarkan hidup pada pariwisata. Dan, tanggung jawab pihaknya sebagai lembaga riset yang bernaung di Yayasan Kesejahteraan Korpri Propinsi Bali, lembaga yang juga menaungi Universitas Warmadewa, dapat memberi sumbangsih akademik terhadap hal itu.

"Tahun ini kami meloloskan 16 proposal penelitian dari para dosen. Dari jumlah penelitian yang kami nyatakan layak, mayoritas adalah penelitian di bidang ekowisata, selain itu ada penelitian di bidang kesehatan, juga bencana alam. Dengan mayoritas penelitian berlatar ekowisata ini, kita berharap ke depan WaRC dapat menjadi centre of excellent riset berlatar ekowisata sebagaimana yang telah kita rintis sejak tiga tahun lalu," jelasnya berharap secara proposal yang lolos dapat melahirkan hasil riset yang baik secara kualitas.

Rektor Universitas Warmadewa (Unwar), Prof. dr. Dewa Putu Widjana, DAP&E., Sp.ParK., mengatakan riset tengang ekowisata selaras dengan visi Unwar. Saat ini, semua penelitian dan pengabdian institusinya memang diarahkan kepada ekowisata.

Lebih jauh, pihaknya juga terus mendorong peningkatan penelitian para dosen, baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga dapat menunjang kualitas dari institusinya sendiri. 
"WaRC ada untuk membantu meningkatkan kegiatan penelitian di Unwar. Secara organisasi, WaRC ini ada di yayasan, tapi dalam praktiknya adalah badan yang diharapkan membantu pusat penelitian di Unwar," ucapnya.

Selama beberapa waktu ke belakang, ia mengaku jumlah penelitian di institusinya meningkat tajam. Hal itu pun dipandang sangat baik, sebab dapat menjadi ajang pembuktian kualitas Unwar yang dapat bersaing sebagai institusi pendidikan berkualitas.

"Jumlah penelitian kami sangat banyak saat ini, sehingga menempatkan lembaga sebagai universitas klaster utama di tingkat nasional. Ke depan, saya terus dorong para dosen untuk meningkatkan produktivitas penelitian. Tidak saja menggaet dana yang disiapkan di dalam, tetapi juga dana-dana penelitian di luar institusi, misalnya dari Dikti maupun dana-dana hibah lainnya, baik nasional maupun internasional," katanya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Propinsi Bali, Dr. Drs. A.A. Gede Oka Wisnumurti, M.Si., berpandangan tidak jauh berbeda. Menurutnya, untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi, peningkatan jumlah penelitian adalah hal wajib. Penelitian, bersama pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat merupakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus diseimbangkan proporsinya.


"Jadi, penelitian harusnya tetap dipegang sebagai roh dari dosen dan kampus, sehingga dapat berkontribusi pada masyarakat luas. Kami mendorong Tri Dharma itu berjalan sejalan, sehingga Unwar bisa menjelma jadi lembaga yang bermutu, berwawasan ekowisata, go global sesuai dengan visi kami," katanya.

Pihaknya juga berharap WaRC dapat mengangkat penelitian Unwar baik secara kualitas maupun kuantitas. Institusi yang juga bernaung di Yayasan Kesejahteraan Korpri Propinsi Bali pun diyakini dapat turut memfasilitasi para dosen untuk 'menggedor' dana-dana dari luar instistusi. "Untuk itulah ada ruang luas melalui WaRC yang kita buka, tidak hanya melalui Lemlit (Lembaga Penelitian, red) tapi juga via WaRC," katanya.

Sedangkan, dari sisi tema penelitian yang diarahkan lebih banyak ke ekowisata, pihaknya menilai langkah tersebut merupakan upaya strategis pihaknya berkontribusi nyata bagi Bali.

"Unwar sebagai kampus di Bali harus memberikan kontribusi pada aspek pariwisata yang selama ini hidup baik. Jika Udayana mengembangkan konsep pariwisata budaya, kami dengan ekowisata. Ekowisata mencakup alam, budaya, lingkungan. Jadi kota bicara budaya, alam lingkungan, aktivitas manusianya yang relevan dengan Tri Hita Karana.  Unwar berupaya ada untuk itu, bisa memberi roh pengembangan sebagai pusat pengembangan ekowisata nasional, bahkan dunia," jelasnya. jpd


Related Stories