UOB POY Indonesia 2022, Dorong Kiprah Perupa Tanah Air hingga Mancanegara

Karya Seni Peradaban Manusia Meraih Penghargaan UOB Painting of the Year (Indonesia) 2022 (Ist )

Jakarta, Balinesia.id - Melalui ajang UOB Painting of the Year (POY) (Indonesia) 2022 diharapkan bisa mengembangkan kiprah para perupa Tanah Air tidak hanya dalam negeri namun hingga mancanegara.

“Kami senang dapat menyelenggarakan program unggulan kami yaitu ajang penghargaan UOB POY pada tahun ini di tengah pandemi," tutur Presiden Direktur UOB Indonesia Hendra Gunawan saat acara penganugerahan UOB POY (Indonesia) 2022, Kamis (120/10/2022).

Lanjut dia, hal ini memberi kesempatan untuk melakukan yang terbaik bagi perupa di Tanah Air dengan memberikan mereka peluang untuk memamerkan kreativitas dan budaya Indonesia yang beragam dan berwarna melalui seni.

“Ajang ini bertujuan mengembangkan para perupa dengan memberi mereka kesempatan untuk menunjukkan karya seninya tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di mancanegara," tandansya lagi.

Pihaknya merasa bangga dengan komitmen jangka panjang UOB untuk memberi kesempatan bagi para perupa, dengan harapan dapat memberikan penghargaan kepada lebih banyak lagi perupa di Indonesia yang berbakat.

"Selamat kepada para pemenang ajang tahun ini. Semoga mereka dapat terus mengejar mimpi dan meraih kesuksesan yang lebih cemerlang dalam karier seni mereka,” ucapnya.

UOB Indonesia akan memamerkan karya seni dari keseluruhan 37 finalis ajang the 2022 UOB POY (Indonesia), termasuk delapan karya seni yang keluar sebagai pemenang, di Gedung AKR lantai 6 (di atas Museum MACAN). Pameran ini terbuka untuk umum setiap hari mulai dari tanggal 20 hingga 30 Oktober 2022.

Penghargaan pada ajang UOB Painting of the Year (POY) (Indonesia) 2022 diberikan kepada Farhan Siki, perupa berusia 51 tahun dari Daerah Istimewa Yogyakarta, atas lukisannya yang berjudul Build, Destroy, Rebuild (The Modern Sisyphus).

Farhan Siki berharap, melalui karya seninya masyarakat dapat merenungkan kembali tujuan hidup, iberkaca kepada kesalahan-kesalahan di masa lalu, serta menemukan tujuan hidup di tengah ketidakpastian dan perubahan pesat di seluruh penjuru dunia.

Inspirasi sang perupa datang proses ketegangan geopolitik yang menghancurkan infrastruktur dan menghambat pertumbuhan ekonomi dan sosial, dan proses pembangunan kembali setelahnya demi berlanjutnya peradaban manusia, serta diulanginya keseluruhan siklus tersebut.

Diakuinya karya seni dibuatnya memberi penekanan pada sejarah peradaban dunia dan bagaimana pembangunan tempat untuk bermukim yang nyaman dan layak selalu mendapat ancaman dari kehancuran akibat tangan-tangan manusia.

"Ini seperti analogi Sisyphus, tokoh dalam mitologi Yunani, yang dikutuk selamanya untuk terus mendorong batu ke atas bukit, namun batu itu jatuh tiap kali ia hampir mencapai puncak," ungkap dia.

Sebagai seorang perupa profesional, saya berharap dapat mengingatkan orang lain bahwa kehidupan memang sering kali penuh dengan perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya, tapi juga dapat mempersiapkan diri kita untuk menemukan tujuan yang bermakna dalam hidup.”katanya

Karya Farhan berhasil mengesankan panel juri POY yang terdiri dari perupa profesional ternama, yakni Dr Agung Hujatnika, kurator seni independen dan dosen di Fakultas Seni dan Desain Institut Teknologi Bandung; Farah Wardani, kurator seni dan anggota Komite Seni Visual Dewan Kesenian Jakarta; serta Syagini Ratna Wulan, seorang perupa kontemporer.

Turut berkomentar mengenai karya seni yang menjadi pemenang, Dr Agung menyatakan, dengan menggunakan teknik cetak stensil, sang perupa menunjukkan konsep artistiknya yang kuat untuk menciptakan sejumlah lapisan gambar yang berulang kali ditumpuk untuk  menyampaikan sebuah pesan.

Dr Agung juga mampu menyoroti konteks filosofis, kejadian-kejadian yang terjadi di dunia, serta pengalaman sehari-harinya di sekitarnya melalui karya seni, untuk membuat penikmat karya seni memahami bahwa siklus membangun, menghancurkan, dan membangun kembali juga hadir di sekitar mereka.”

Sebagai pemenang ajang UOB POY (Indonesia) 2022, Farhan berhak mendapatkan hadiah uang tunai senilai Rp250 juta.

Karya seninya akan diikutsertakanuntuk bertanding dengan karya seni dari Malaysia, Singapura, dan Thailand dalam ajang UOB Southeast Asian POY Award yang akan diumumkan pada boleh November 2022. Siki juga berkesempatan untuk mengikuti program residensi selama satu bulan di Fukuoka Asian Art Museum di Jepang.

Kategori Perupa Pendatang Baru, Revaleka, seorang perupa berusia 20 tahun dari Bandung, Jawa Barat, memenangkan penghargaan the 2022 UOB Most Promising Artist of the Year (Indonesia) atas lukisannya yang berjudul Make a Wish II.

Ia terinspirasi sebuah foto lawas keluarganya dengan warna-warnanya yang dapat memantik emosi nostalgia dari penikmat seni. Karya seninya juga mempertanyakan hubungan rumit antara citra fotografi dengan lukisan realistik.  

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahuddin Uno, yang turut hadir sebagai Guest of Honour saat acara penganugerahan UOB POY (Indonesia) 2022 mengatakan, “Seni rupa telah menjadi tolak ukur kemajuan sebuah bangsa.

Kita patut berbangga akan kreativitas pelaku kreatif seni rupa Indonesia karena di tengah gelombang pandemi tahun 2022, rekan-rekan kita mampu menggeliatkan semangat berkarya.

"Saya berharap UOB Indonesia bersama program UOB Painting of the Year dapat terus membantu mempromosikan seniman dan karya Indonesia hingga ke tingkat internasional,” demikian Sandiaga Salahuddin Uno. ***

 


Related Stories