UMKM RI dan Jepang Diminta Angkat Potensi Batik dan Kimono

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menggelar talkshow dengan topik“Breaking Through The Japanese Fashion Industry” sebagai rangkaian acara “Bali Jagadhita Culture Week 2021” (BJCW 2021) Senin 4 Oktober 2021. (BI Bali)

Denpasar, Balinesia.id -  Para pelaku UMKM di Indonesia dan Jepang diajak untuk lebih mengoptimalkan potensi keindahan batik dan kimono dalam produk karya mereka.

Hal itu terungkap saat kegiatan digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali berupa talkshow dengan topik“Breaking Through The Japanese Fashion Industry” sebagai rangkaian acara “Bali Jagadhita Culture Week 2021” (BJCW 2021) Senin 4 Oktober 2021.

Beberapa pakar fesyen hadir sebagai narasumber pada talkshow ini yaitu Naoko Abe (pemenang Desain Batik Indonesia-Jepang), Fusami Ito (perwakilan Cross Cultural Artisan Association), Ichikawa Nami (Owner Kecak Co. Ltd), dan Ririko Takano (Owner of Riri & Dot).

Secara khusus, Ichikawa Nami mengajak UMKM di Jepang maupun di Indonesia untuk melihat potensi keindahan dalam karya batik Indonesia dan memadukkannya dengan kimono.

"Batik kimono sudah banyak digemari oleh pecinta kimono dan biasa digunakan untuk berbagai macam kegiatan di Jepang dan menurutnya batik kimono sangatlah cocok digunakan pada musim panas," tutur Nami.

Senada itu, Ririko Takano menambahkan untuk menembus pasar Jepang yang besar dan kompetitif, para pengusaha harus mengutamakan sustainability dalam penjualan produknya dimana konsumen jepang gemar membeli produk yang berkelanjutan dalam penjualannya.

Ririko berharap, dengan adanya talkshow ini, para pelaku usaha mendapatkan pengetahuan mengenai cara menembus pasar fashion di Jepang

"Dengan menentukan target pasarnya dan pengetahuan pengelolaan bisnis yang berkelanjutan sehingga dapat berhasil menjalankan usaha," ungkapnya.

Acara ini dilaksanakan secara daring dan dihadiri oleh para peserta kompetisi desain batik, perwakilan Anggota Dharma Wanita se-Indonesia, serta UMKM dari wilayah Bali-Nusa Tenggara.

Tujuan kegiatan, memperluas wawasan pelaku UMKM bidang fesyen Tanah Air, serta mendorong inovasi dan ekspor ke pasar Jepang.

Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia Yunita Resmi Sari menjelaskan talkshow ini selaras dengan event tahunan Bank Indonesia, yaitu Karya Kreatif Indonesia (KKI) yang mengangkat tema “Sinergi, Globalisasi, dan Digitalisasi UMKM dan Sektor Pariwisata”.

Bank Indonesia memiliki 3 pilar kebijakan pengembangan UMKM yaitu korporatisasi, kapasitas, dan pembiayaan.

Kegiatan BJCW 2021 merupakan wujud nyata pilar kapasitas yang Bank Indonesia laksanakan melalui sinergi dalam upaya mendorong peningkatan akses pasar produk UMKM, baik di pasar domestik maupun luar negeri.

Selain itu, Sari menyampaikan bahwa pandemi ini memberikan dampak negatif yang cukup besar bagi perekonomian UMKM industri kreatif.

Hasil penelitian SBM ITB (2020) menemukan 98% pelaku industri kreatif merasakan dampak negatif dan 67% diantaranya mengalami penurunan penjualan.

Oleh karena itu, Sari berharap kegiatan ini dapat mendorong UMKM lokal untuk bisa berinovasi dan bertahan di masa pandemi. (roh)

Editor: Rohmat
Tags jepangUMKMBI BaliBagikan

Related Stories