Ubah Stigma Negatif, Wagub Bali: Bertani Itu Keren bagi Kaum Muda

Wakil Gubernur Bali, Tjok. Oka Sukawati ingin mengubah stigma negatif bertani yang diidentikkan kotor dan terbelakang menjadi profesi yang keren digeluti bagi generasi muda. (Humas Pemprov Bali )

Denpasar, Balinesia.id - Wakil Gubernur Bali, Tjok. Oka Sukawati ingin mengubah stigma negatif bertani yang diidentikkan kotor dan terbelakang menjadi profesi yang keren digeluti bagi generasi muda.

"Melalui penerapan teknologi pertanian sehingga bertani akan dianggap keren oleh generasi muda," ujar Cok Ace dalam seminar nasional Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana di Gedung Pasca Sarjana UNUD, Jumat  14 Oktober 2022

Guru Besar di ISI Denpasar ini juga mengungkapkan, sektor pangan adalah potensi strategis yang harus menjadi perhatian bersama.

Selain masyarakat kampus, namun perhatian mengenai pertanian dan ketahanan pangan ini juga harus diupayakan oleh semua pihak termasuk pemerintah.

Dengan jumlah lahan pertanian di Bali yang sangat terbatas terlebih lagi dengan adanya alih fungsi lahan yang tinggi mencapai lebih dari 1000 ha per tahun menurut Cok Ace hal ini akan menimbulkan beberapa potensi permasalahan.

Persoalan itu antara lain keterbatasan lahan, peningkatan jumlah penduduk yang dapat menyebabkan keterbatasan pangan dan  kecilnya minat generasi muda pada sektor pertanian.

“Walaupun Bali saat ini masih surplus pangan namun dengan adanya kebijakan pemerintah untuk terus menggenjot jumlah wisatawan ke Bali, hal ini perlu menjadi perhatian karena tentunya kebutuhan pangan pun akan bertambah," ungkapnya.

Diakui Cok Ace terdapat stigma-stigma negatif yang masih sangat melekat di masyarakat terkait sektor pertanian yaitu stigma di masyarakat yang berpandangan bahwa profesi pertanian itu identik dengan pekerjaan kotor dan berlumpur

Disamping juga pertanian masih diidentikkan sebagai simbol keterbelakangan karena dianggap sebagai pekerjaan kasar yang tidak memerlukan pendidikan dan keterampilan.

"Stigma-stigma tersebut harus diubah. Ubah Stigma negatif tersebut melalui penerapan teknologi pertanian sehingga bertani akan dianggap keren oleh generasi muda," tandasnya lagi.

Pemerintah Provinsi Bali sendiri konsen mengenai permasalahan ketahanan dan kemandirian pangan khususnya di daerah Bali.

Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh Pemprov Bali antara lain penyeimbangan supply dan demand, mengupayakan pengendalian alih fungsi lahan pertanian, penggalian sumber pangan alternatif sesuai potensi wilayah.

Juga, melakukan promosi penggunaan produk hasil pertanian lokal, penggunaan produk pertanian lokal Bali untuk industri perhotelan dan restoran serta pengembangan sistem pertanian organik. **"

Bagikan

Related Stories