Tumpek Uye, Momentum Wujudkan Kesejahteraan Hewan

Wayan Yustisia Semarariana (menggendong anjing) dalam sebuah tugas di kawasan Pura Besakih beberapa waktu lalu.
BADUNG - Leluhur Bali mewariskan berbagai kearifan agar manusia Bali kini bisa berlaku selaras dengan alam. Salah satunya adalah Hari Suci Tumpek Uye atau Tumpek Kandang yang diperingati setiap enam bulan sekali pada Sabtu Kliwon Uye.
 
Dokter Hewan Praktisi di Kedonganan Veterinary, drh. Wayan Yustisia Semarariana, S.K.H., M.Si., tepat pada peringatan hari suci tersebut, Sabtu (5/12/2020), mengatakan dalam dunia kesehatan hewan Tumpek Uye memiliki makna penting sebagai implementasi kesejahteraan hewan. "Kesejahteraan hewan yang dimaksud adalah jaminan hewan terbebas dari rasa lapar atau haus, terbebas dari penyakit, terbebas dari stress dan depresi, terbebas untuk mengekspresikan sifat alaminya, dan bebas dari perasaan yang tidak nyaman," katanya.
 
Menurutnya, sebagai hari suci yang ditujukan khusus kepada hewan, Tumpek Uye mengingatkan manusia agar senantiasa mengupayakan hidup berdampingan dengan hewan, berbagi tempat hidup, serta bertanggung jawab kala melakukan interaksi terhadap mereka.
 
"Dewasa ini perhatian terhadap kesejahteraan hewan di kalangan masyarakat Bali sudah jauh lebih maju dibandingkan dulu. Adanya arus informasi yang baik juga sangat membantu, upaya tersebut," katanya.
 
Dalam hal peternakan, ia yang menilai peternakan saat ini lebih menjamin tanggung jawab peternak pada hewan ternaknya. proses pemanfaatannya juga semakin mengarah pada kesejahteraan hewan guna mengantisipasi segala risiko yang muncul akibat abai terhadap kesejahteraan hewan.
 
"Kasus rabies yang menyerang Bali sejak tahun 2008 telah memberikan gambaran pemilik hewan agar lebih bertanggung jawab dalam perawatan hewan kesayangannya, terutama risiko kesehatan yang mungkin muncul untuk hewan itu sendiri dan manusia sebagai teman hidupnya," jelasnya.
 
Selain itu, kesadaran masyarakat terhadap hewan liar, utamanya yang dilindungi juga dinilai dari hari ke hari semakin baik. Meski pun, ia tak menampik masih ada banyak kasus perdagangan dan pemanfaatan gelap hewan liar, langka, dan dilindungi.
 
"Peran masyarakat dalam menjaga kelestariannya tetap terus meningkat. Semoga Tumpek Uye ini bisa menjadi refleksi untuk meningkatkan kasih sayang kita kepada satwa," harapnya.
Bagikan

Related Stories