Ternyata Ini 16 Gaya Parenting dari Berbagai Negara

16 Gaya Parenting Orang Tua di Berbagai Negara (Freepik/pressfoto)

JAKARTA – Bagi orang tua, mungkin mengetahui dan menerapkan cara mendidik anak yang baik adalah salah satu tugas paling menantang. Hal ini karena didikan orang tua di rumah dapat berkontribusi terhadap kepribadian anak.

Mungkin sebagian orang tua menganggap pendidikan anak hanya diperoleh di sekolah. Nyatanya, pendidikan tidak hanya mencakup nilai akademik, tetapi juga sikap dan kepribadian anak.

Berikut beberapa kebiasaan positif yang diterapkan orang tua di berbagai negara yang terbukti efektif dalam mendukung perkembangan kecerdasan anak.

Gaya Parenting Orang Tua di Berbagai Negara

Anak-anak bermain bersama. (Freepik)

Berikut kebiasaan baik orang tua di berbagai negara dalam mendidik anak:

1. Mendorong Kemandirian di Jepang

Orang tua di Jepang terkenal karena mendidik anak-anak mereka untuk mandiri sejak usia dini. Anak-anak diajarkan untuk merapikan mainan mereka sendiri, membantu pekerjaan rumah, dan bahkan pergi ke sekolah sendirian.

Dilansir dari Society for Research in Child Development, sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Child Development menunjukkan, anak-anak yang diajarkan kemandirian cenderung memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik dan lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan.

2. Mendorong Aktivitas Fisik di Australia

Orang tua di Australia sangat mendorong anak-anak untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik seperti olahraga dan bermain di luar ruangan. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Sports Sciences menemukan, anak-anak yang aktif secara fisik memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik, termasuk peningkatan perhatian, ingatan, dan prestasi akademis secara keseluruhan.

3. Kereta Bayi di Luar Saat Berbelanja atau Makan di Denmark

Di beberapa belahan dunia, cara yang sudah teruji untuk membawa bayi ke restoran atau berbelanja adalah dengan meninggalkan kereta dorong—dan bayinya di luar.

Dilansir dari Verywell Family, para orang tua di Denmark sering memarkir kereta bayinya di trotoar dan meninggalkan bayinya tidur di luar sambil menikmati makanan di restoran.

Banyak dari kereta bayi mereka yang dilengkapi monitor bayi berteknologi tinggi sehingga orang tua dapat mengawasi anak-anak mereka saat mereka berbelanja atau makan di dalam ruangan.

4. Membaca Buku Bersama di Skandinavia

Di negara-negara Skandinavia seperti Swedia, Norwegia, dan Denmark, orang tua sangat mementingkan aktivitas membaca buku bersama anak-anak sejak usia dini.

Menurut laporan dari American Academy of Pediatrics, penelitian menunjukkan, membaca bersama tidak hanya memperkaya kosakata anak, tetapi juga meningkatkan kemampuan pemahaman dan keterampilan bahasa. Selain itu, kebiasaan ini memperkuat ikatan emosional antara orang tua dan anak, yang penting untuk perkembangan sosial dan emosional anak-anak.

5. Memperkenalkan Seni di Prancis

Orang tua di Prancis sering memperkenalkan anak-anak mereka pada seni sejak usia dini, baik melalui kunjungan ke museum, belajar musik, atau menggambar. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan di Arts Education Policy Review, keterlibatan dalam seni dapat meningkatkan keterampilan kritis dan kreatif anak, serta memperbaiki prestasi akademis mereka dalam mata pelajaran lain seperti matematika dan sains.

6. Mendorong Kemandirian di Eropa Utara

Orang Eropa Utara sering membiarkan anak-anak membuat keputusan sendiri tentang banyak hal. Ini mendorong mereka untuk melakukan beberapa pekerjaan rumah seperti membersihkan lantai, mencuci piring.

Dilansir dari vietnam.vn, lantai dan piring mungkin tidak sepenuhnya bersih, tetapi kepercayaan orang dewasa membuat anak-anak ingin menjadi orang yang bertanggung jawab.

7. Anak-Anak Begadang di Hong Kong, India, dan Taiwan

Dikutip dari Verywell Family, orang tua di seluruh dunia mempunyai gagasan berbeda mengenai kapan anak sebaiknya tidur. Jika orang tua di Selandia Baru dan Australia menetapkan waktu tidur sekitar pukul 19.30, orang tua di Hong Kong, India, dan Taiwan menidurkan anak mereka sekitar pukul 22.00.

8. Mengutamakan Makan Bersama di Italia

Di Italia, makan bersama keluarga adalah momen yang sangat berharga. Kebiasaan ini tidak hanya berfokus pada makanan, tetapi juga pada interaksi sosial dan komunikasi.

Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Adolescent Health menunjukkan, makan bersama keluarga dapat meningkatkan prestasi akademis anak, mengurangi risiko perilaku berisiko, dan memperbaiki kesehatan mental mereka. Interaksi selama waktu makan membantu anak-anak merasa dihargai dan didengar, yang penting untuk perkembangan emosional mereka.

9. Anak-Anak Mencicipi Anggur Saat Makan Malam di Italia

Dikutip dari Verywell Family, di Italia dan banyak negara Eropa lainnya, anak-anak yang lebih tua dan dewasa muda sudah lazim untuk mencicipi anggur atau alkohol bersama keluarga saat makan malam.

Meskipun usia legal untuk membeli alkohol adalah 18 tahun di sebagian besar negara Eropa, minuman dengan pengawasan keluarga tidak dianggap mengkhawatirkan. Meskipun praktiknya berubah, Anda mungkin masih melihat anak muda minum bersama keluarga.

Beberapa penelitian menunjukkan, mencicipi anggur saat makan malam keluarga atau saat berada di bawah pengawasan orang dewasa dapat mengurangi kemungkinan anak terkena masalah penyalahgunaan zat di kemudian hari

10. Mengajarkan Multibahasa di Belgia

Di Belgia, banyak anak tumbuh dengan belajar lebih dari satu bahasa. Orang tua di Belgia sering berbicara menggunakan beberapa bahasa di rumah, sehingga anak-anak terbiasa dengan berbagai bahasa sejak dini.

Penelitian yang diterbitkan dalam Bilingualism: Language and Cognition menunjukkan, belajar multibahasa dapat meningkatkan fleksibilitas kognitif anak, memperbaiki kemampuan memori, dan bahkan meningkatkan kemampuan multitasking mereka.

11. Menyediakan Waktu Bermain di Finlandia

Finlandia sering dianggap sebagai negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia. Salah satu kebiasaan orang tua di sana adalah memberikan banyak waktu bermain bagi anak-anak.

Penelitian dari University of Eastern Finland menunjukkan, waktu bermain yang cukup tidak hanya penting untuk kesehatan fisik anak, tetapi juga krusial untuk perkembangan kognitif mereka. Bermain membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis.

12. Anak-Anak Tidur di Luar Ruangan di Swedia

Dilansir dari vietnam.vn, pengunjung ke Swedia sering kali terkejut melihat anak-anak tidur di kereta dorong bayi di luar ruangan, meskipun suhu turun di bawah nol atau turun salju. Sementara itu, orang tua anak-anak tersebut duduk makan, minum atau ngobrol di warung hangat.

Orang tua Swedia pada khususnya dan orang tua dari negara Nordik pada umumnya percaya bahwa udara segar akan membantu anak tidur lebih nyenyak dan meningkatkan daya tahan tubuh. Oleh karena itu, mereka sering membiarkan anak-anak tidur di kereta dorong bayi yang dipasang di lorong-lorong toko, dalam jangkauan di mana mereka dapat mengawasi dan memasuki toko dengan nyaman.

Dilansir dari Verywell Family, di negara-negara Nordik, bayi tidur siang di luar adalah hal yang lumrah. Para orang tua di Norwegia, Swedia, dan Finlandia percaya bahwa tidur di luar ruangan memberikan manfaat kesehatan.

Bahkan dalam cuaca di bawah titik beku, bayi sering kali dibundel dan dibaringkan untuk beristirahat di kereta bayi mereka dalam suhu dingin. Para orang tua percaya bahwa lebih baik anak-anak mendapatkan udara segar dan menurut mereka hal itu mengurangi risiko terkena pilek atau flu dari udara dalam ruangan. 

13. Anak-Anak Tidak Dipukul di Swedia

Swedia menjadi negara pertama yang melarang pemukulan pada tahun 1979. Artinya, generasi pertama anak-anak yang tidak pernah terkena hukuman fisik kini menjadi orang tua sendiri.

Dikutip dari Verywell Family, sejak larangan hukuman fisik di Swedia, daftar negara yang melarang memukul anak terus bertambah. Saat ini, 52 negara lain melarang orang tua menggunakan hukuman fisik pada anak.

14. Anak-Anak Melatih ke Toilet Sejak Dini di China

Jika Anda pernah bertanya-tanya tentang alternatif pengganti popok, ruam popok, dan meja ganti popok, lihatlah ke China. Orang tua memulai pelatihan toilet anak-anak mereka setelah lahir dan mengenakan sesuatu yang disebut celana selangkangan terbuka.

Saat berada di luar, anak mungkin akan berjongkok atau dibantu oleh orang tuanya saat hendak ke kamar mandi. Tapi, mereka tidak perlu menurunkan celananya dan tidak perlu mengganti popok. Pada akhirnya, anak-anak menjadi lebih cepat terlatih menggunakan toilet.

Dikutip dari Verywell Family, popok telah digunakan lebih luas di China dalam beberapa tahun terakhir. Namun di banyak daerah pedesaan, orang tua tetap menggunakan celana dengan selangkangan terbuka.

15. Mulai Sekolah pada Usia 7 Tahun di Liechtenstein

Meskipun kehadiran di sekolah diwajibkan mulai usia 5 tahun di Inggris dan Australia, orang tua dari kerajaan Liechtenstein dapat memilih untuk tidak menyekolahkan anak mereka sampai mereka berusia 7 tahun.

Dilansir dari Verywell Family, namun, terlambatnya masuk sekolah tampaknya tidak memperlambat perkembangan pendidikan anak-anak mereka. Liechtenstein mengklaim memiliki tingkat melek huruf 100%.

16. Membiarkan Anak Bermain Kotor di Skandinavia

Di banyak negara, orang tua kerap meminta anaknya menjaga kebersihan pakaian dan tidak bermain kotor, namun berbeda di Skandinavia. Orang tua di sini mendorong anak-anaknya untuk bersenang-senang dan tidak takut kotor. Menurut mereka, hal ini membantu anak-anak menjadi lebih aktif, menemukan lebih banyak hal menarik, dan memiliki masa kecil yang bahagia dan sempurna.

Selain itu juga bermanfaat bagi kesehatan anak. Menggali tanah atau bermain lumpur merupakan salah satu cara anak terpapar bakteri sehat, sehingga membangun sistem kekebalan tubuh yang kuat, meningkatkan kesehatan usus, serta mengurangi risiko asma dan alergi.

Beberapa bakteri bahkan diketahui merangsang otak untuk memproduksi neurotransmitter yang memberikan rasa nyaman, serotonin. Dengan manfaat tersebut, ada baiknya para orang tua mencuci satu set pakaian ekstra untuk anaknya.

Itulah beberapa kebiasaan orang tua dalam mendidik anak. Setiap negara tentu saja memiliki pendekatan unik dalam mendidik anak yang bisa kita pelajari.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 22 Jun 2024 

Editor: Redaksi

Related Stories