Bali Community
Terinspirasi Aksi Dapur Umum TNI, Pemuda Serokadan Persembahkan Sebuah Lagu
Bangli - Kehadiran anggota TNI dalam aksi dapur umum dalam membantu warga Banjar Serokadan di Desa Abuan, Kecamatan usut, Kabupaten Bangli membuat seorang pemuda setempat menuangkan karya lagu sebagai ucapan terima kasih.
Setelah 14 hari sekira 3000 warga menjalani isolasi wilayah maka sejak Jumat (15/5/2020) warga diperkenankan kembali beraktivitas normal.
Namun mereka harus tetap mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi Virus Corona atau COVID-19 ini seperti menjaga jarak fisik (physical distancing), memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan protokol kesehatan lainnya.
Rupanya, isolasi wilayah Banjar Serokadan selama 14 hari rupanya meninggalkan kesan mendalam di hati masyarakat. Meski harus beraktivitas di dalam rumah, namun mereka dengan tertib dan disiplin menjalaninya.
Warga terkesan ketika pasokan makanan didistribusikan oleh para relawan. Sesekali, Komandan Kodim 1626/Bangli, Letkol Inf Himawan Teddy Laksono turun langsung membagikan makanan ke rumah-rumah warga.
Selama masa isolasi 14 hari, makanan untuk warga dipasok dari dapur umum yang didirikan oleh Kodim 1626/Bangli. Saban hari selama dua pekan itu, bapak-bapak tentara tak kenal lelah menyiapkan makanan untuk 2.600 lebih warga.
Setiap hari, ribuan warga itu mendapat jatah makan tiga kali, pagi, siang dan malam. Warga hafal betul waktu makan telah tiba. Pun halnya tanda jika makanan telah tiba di depan rumah mereka.
Saat mengantar makanan akan membunyikan klakson mobil yang membawa makanan. Warga yang tahu kode itu segera menaruh keranjang atau tempat lainnya di depan rumah untuk diisi makanan sesuai jumlah penghuni.
Hal itu rupanya begitu membekas di benak warga. hingga salah seorang pemuda bernama Dewa Dea Dwipayana menciptakan lagu khusus mengenai hal tersebut.
Dewa menjelaskan dari lagu berbahasa Bali yang diciptakannya selama masa isolasi tersebut. Katanya, masa-masa itu akan dikenang sepanjang hidupnya dan akan menjadi cerita kepada anak cucunya kelak.
“Artinya lagu itu akan kami jadikan sebagai kenangan di kemudian hari setelah mempunyai anak cucu bahwa di banjar kami pernah sampai dapat hidangan sudah jadi nasi bungkus tiga kali sehari selama masa isolasi karena Virus Corona atau COVID-19,” kata dia, Jumat (16/5/2020).
Arti lirik lagunya itu, hampir seluruh warga faham jika telah bunyi klakson mobil atau suara bel, artinya makanan mereka dalam bentuk nasi bungkus telah siap disajikan oleh petugas yang mendistribusikan.
“Setiap dengar bunyi klakson dan suara bel kung-king, itu artinya kalau tidak sembako ya, nasi bungkus (didistribusikan oleh petugas),” ujarnya. Jika sudah begitu, keponakan Dewa dengan senang hati berhamburan mengambil jatah makan mereka di hari itu.
“Keponakan-keponakan semua dengan hati senang ngambil nasi bungkusnya sesuai jumlah berapa orang di masing-masing rumah itu,” ujarnya.
Dewa mendedikasikan lagu yang dibuatnya kepada semua yang terlibat dalam proses isolasi banjarnya. Secara khusus, ia mengucapkan terima kasih kepada TNI, dalam hal ini Kodim 1626/Bangli yang dengan kerelaan hati menyiapkan kebutuhan gizi dan pangan warga Banjar Serokadan melalui dapur umum selama masa isolasi berlangsung.
“Lagu ini sebagai ucapan terima kasih dan saya dedikasikan kepada semua yang terlibat bahu membahu membantu warga Banjar Serokadan selama masa isolasi. Terkhusus kepada TNI karena berkat bapak-bapak tentara kami semua warga dipermudah dan diringankan semasa kami diisolasi,” ucapnya.
Komandan Kodim 1626/Bangli, Letkol Inf Himawan Teddy Laksono mengaku terharu dengan lagu yang diciptakan Dewa.
Dia menegaskan, suksesnya isolasi d Serokadan tak lepas kerja keras institusinya belaka, namun juga semua pihak yang terlihat seperti Pemda Bangli, Polri, kecamatan, kelurahan, perbekel, jajaran perangkat desa, hingga pecalang dan para relawan yang sudah meluangkan waktu dan tenaganya.
"Terkhusus juga kepada warga Banjar Serokadan yang dengan tertib dan disiplin menjalankan masa isolasi. Hormat bangga saya kepada Anda semua," kata Dandim yang karib disapa Letkol HTL itu.
Letkol HTL tak menyangka aksi kemanusiaan yang merupakan kewajiban tugasnya begitu membekas di memori warga, khususnya dapur umum yang dibangun institusinya untuk menyiapkan kebutuhan makanan warga.
"Saya terharu, tak menyangka aksi kemanusiaan ini meninggalkan kesan mendalam di sanubari masyarakat. Saya berharap sinergi antara TNI dan masyarakat terus terjalin dengan hangat," tutupnya.
