TANGCENTING' Upaya Mahasiswa KKN Unud Minimalisir Stunting

KKN Unud di Tangkup Karangasem (Istimewa)

Karangasem, Balinesia.id - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Udayana (KKN Unud) menggelar sosialisasi terkait stunting dengan nama kegiatan
TANGCENTING (Tangkup Cegah Stunting).

Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan informasi dan mengedukasi masyarakat mengenai bagaimana cara mencegah stunting.
 

Kegiatan ini dilakukan pada Sabtu (20/08/22) di Balai Serbaguna, Desa Tangkup, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem.
Karangasem, Sabtu 20 Agustus 2022 -

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi balita stunted (tinggi badan menurut umur) di Kabupaten
Karangasem mencapai 22,9%.

Stunting adalah sebuah kondisi dimana terjadi kelainan tumbuh kembang anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi berulang, dan juga stimulasi psikososial yang kurang, mengakibatkan badan lebih pendek dari anak seusianya, terutama
pada 1000 hari pertama kehidupan.

Stunting dapat mempengaruhi kecerdasan intelektual anak, kondisi ekonomi, serta kemampuan reproduksinya nanti ketika dewasa.

Untuk membantu menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten Karangasem, khususnya di
Desa Tangkup, mahasiswa KKN Universitas Udayana menggelae sosialisasi stunting dengan nama TANGCENTING (Tangkup Cegah Stunting).

Tujuan diadakan sosiaslisasi tersebut, yaitu untuk memberikan informasi serta meningkatkan kepedulian
orang tua bahwa ASI merupakan nutrisi terbaik untuk mengoptimalkan pertumbuhan anak,khususnya saat anak berusia 0-6 bulan.
 

Sosialisasi dilaksanakan selama sehari pada hari Sabtu, 20 Agustus 2022 di Balai Serbaguna, Desa Tangkup, Sidemen Karangasem.

Materi dalam sosialisasi tersebut
disampaikan langsung oleh ahlinya, yaitu Ni Made Sulastri. S.Tr.Gz sebagai Nutrisionis Ahli Muda.

Sulastri menjelaskan mengenai kesalahpahaman terkait stunting, yaitu gemuk bukan berarti tidak stunting, stunting tidak hanya disebabkan oleh kekurangan makan, tetapi
juga karena gizi tidak seimbang

Selain itu, kesalahpahaman yang terakhir, stunting bukan hanya disebabkan oleh kurang gizi, tetapi juga kurangnya kebersihan.

Selain menjelaskan mengenai stunting, Ibu Sulastri juga menjelaskan mengenai cara mengukur Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB), Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Lingkar Kepala Atas (LIKA).

Setelah sesi pemaparan materi selesai, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan kuis. Kegiatan ini mendapat respon yang positif dari pihak desa dan
masyarakat setempat karena dinilai dapat memberikan manfaat kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan orangtua mengenai pemberian ASI eksklusif bagi
bayi.

Program sosialisasi ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang untuk memperbaiki kualitas kesehatan anak Indonesia, khususnya di Desa Tangkup sehingga berdampak juga terhadap sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. ***

Bagikan

Related Stories