Ekonomi & Pariwisata
Stabil, Perkembangan Harga Provinsi Bali pada Pekan ke-4 September 2020
DENPASAR – Menurut Hasil Survei Pemantauan Harga atau SPH minggu ke-4 September 2020, perkembangan harga di Provinsi Bali terpantau relatif stabil. Angka inflasi terpantau bertahan pada angka 0,02 persen menurut perbandingan bulan per bulan.
“Komoditas yang menjadi penyumbang kenaikan harga di Bali adalah emas perhiasan, bawang putih, dan sawi hijau,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho, melalui rilis Selasa (20/10/2020).
Melihat data tersebut, Provinsi Bali pada bulan September 2020 diprediksi mengalami inflasi bulan per bulan pada kisaran -0,04 persen s.d. 0,16 persen. Tren ini berbeda dengan tren sebulan sebelumnya yang tercatat mengalami deflasi sebesar -0,16 persen jika dibandingkan secara bulan per bulan.
Sementara itu, membandingkan angka inflasi tahun per tahun, angka inflasi September 2020 diperkirakan 1,02 persen s.d. 1,22 persen. Adapun komoditas yang menjadi penyumbang penurunan harga terdalam di Bali adalah daging ayam ras, cabai merah, dan cabai rawit. Dengan kondisi tersebut, Provinsi Bali pada bulan September 2020 diperkirakan mengalami inflasi pada kisaran 0,07 persen s.d. -0,13 persen menurut bulan per bulan, dan secara tahunan inflasi diperkirakan 0,92 persen s.d. 1,12 persen secara tahun per tahun.
Trisno Nugroho menambahkan, memasuki tatanan kehidupan era baru di triwulan III, kredit perbankan di Bali mulai menunjukkan peningkatan yang bersumber dari kredit perdagangan dan akmamin. Risiko kredit secara keseluruhan sedikit meningkat, namun masih berada di bawah threshold (5 persen).
“Kredit UMKM Bali juga mulai menunjukkan perbaikan. Peningkatan kredit bersumber dari kredit modal kerja, sementara dari sisi lapangan usaha bersumber dari membaiknya kredit akmamin. Secara keseluruhan, risiko kredit UMKM sedikit menurun dan terjaga di bawah threshold 5 persen,” katanya.
