SLIN Perkuat Sistem Manajemen Rantai Pasokan Ikan dan Hasil Perikanan Lebih Efisien

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, mencatat hasil tangkapan nelayan dalam sepekan terakhir yang masuk ke Tempat Pendaratan Ikan (TPI) mencapai 100 – 120 ton per hari (KKP)

Jakarta, Balinesia.id -  Hadirnya Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN)  diharapkan bisa membangun, mengembangkan dan menguatkan sistem manajemen rantai pasokan ikan dan hasil perikanan yang terintegrasi, efektif dan efisien.

'Terlebih kata kunci dari SLIN ialah sinergi antar entitas pelaku usaha yang terlibat dalam penataan distribusi hasil perikanan," ungkap Direktur Logistik Ditjen PDSPKP, Berny A Subki dalam keterangan tertulis Selasa (13/9/2022).

Ia  menyebut fenomena musiman ini memiliki nilai strategis dan ekonomi hulu-hilir yang penting.

Ke depan, dia menyebut pelaksanaan SLIN tetap dilakukan dengan dukungan digitalisasi, forecasting, termasuk alert system, mitigasi risiko, koordinasi dengan sektor lain dan Pemda.

"Termasuk juga pilihan langkah aksi di lapangan bersama para pelaku usaha,” terang Berny A Subki.

Plt Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Ishartini dalam siaran pers, di  Jakarta (13/9/2022).

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya menstabilkan harga dan pasokan ikan di sejumlah wilayah.

Langkah dilakukan melalui fasilitasi kerja sama antara nelayan dan industri pengolahan ikan, dengan maksud membuka akses pasar bagi nelayan saat pasokan ikan berlimpah agar diperoleh harga jual yang optimum.

Salah satunya di Prigi, Trenggalek Provinsi Jawa Timur yang tengah mengalami musim puncak penangkapan ikan yang berlangsung pada September dan Oktober ini, produksi ikan akan melimpah.

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, mencatat hasil tangkapan nelayan dalam sepekan terakhir yang masuk ke Tempat Pendaratan Ikan (TPI) mencapai 100 – 120 ton per hari.

"Kondisi ini menyebabkan penurunan harga ikan tongkol lisong dari kondisi normal Rp16.000/kg menjadi Rp10.000-Rp12.000/kg," sebut Ishartini.

Jajarannya telah mempertemukan Koperasi Pindang Prigi Jaya dengan nelayan dalam rangka memenuhi pasokan hasil perikanan.

Melimpahnya hasil tangkapan, selain untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri pindangnya sendiri,  Koperasi Pindang Prigi Jaya juga bekerjasama dengan PT. Maharani Artha Prima guna memasok bahan baku ke wilayah lain.  

Aksi jemput bola di kawasan produksi ini sangat penting guna menjaga stabilitas harga komoditas perikanan.

"Upaya seperti ini seyogyanya dilakukan di titik produksi atau Pelabuhan Perikanan lain di saat produksi perikanannya berlimpah," sambungnya.

Dengan aksi jemput bola tersebut, Ishartini berharap para pelaku usaha industri, supplier, dan eksportir perikanan semakin terpacu untuk menyerap hasil tangkapan nelayan. ***

Tags PSDPKP Bagikan

Related Stories