Siapa Saja Pemain Utama di Pasar Ekspor Pasir Laut Global?

Siapa Saja Pemain Utama di Pasar Ekspor Pasir Laut Global? (Istimewa)

JAKARTA - Center of Economic and Law Studies (Celios) mengungkapkan bahwa dengan dibukanya kembali kebijakan ekspor pasir laut oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menimbulkan sederet dampak negatif. Namun sebenarnya siapa pesaing Indonesia dalam ekspor pasir laut?

Menurut penjelasan dari Direktur Ekonomi Celios, Nailul Huda, Indonesia awalnya merupakan pemain utama dalam pasar ekspor pasir laut global. Bahkan pada tahun 2001 indonesia menyumbang sekitar 20% dari total ekspor pasir laut di dunia dengan nilai mencapai lebih dari US$60 juta.

"Namun, setelah adanya kebijakan pelarangan sementara pada tahun 2003, ekspor pasir laut Indonesia mengalami penurunan drastis hingga kurang dari US$10 juta pada tahun-tahun berikutnya," tulis Celios dalam laporannya dikutip pada Kamis, 3 Oktober 2024.

Huda menjelaskan, penurunan ini menunjukkan dampak langsung dari regulasi yang dikeluarkan untuk membatasi ekspor pasir laut, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran tentang dampak lingkungan yang disebabkan oleh penambangan pasir laut.

Perdagangan Pasir Laut Global

Secara historis, ekspor pasir laut global berdasarkan data International Trade Center antara tahun 2001 hingga 2022. Pada awal periode, ekspor pasir laut global bernilai sekitar US$309 juta tahun 2001, dan mencapai puncaknya pada tahun 2008 dengan nilai US$694 juta. Setelah itu, terjadi penurunan yang cukup signifikan di tahun-tahun berikutnya, namun tetap berada pada level yang relatif tinggi.

Pada tahun 2022, nilai ekspor pasir laut global tercatat sekitar US$576 juta, menunjukkan bahwa permintaan global terhadap komoditas ini masih cukup kuat, meskipun ada beberapa variasi dari tahun ke tahun.

Celios memaparkan, negara-negara yang menjadi eksportir pasir laut terbesar pada tahun 2012 di antaranya Belanda yang memimpin dengan pangsa ekspor sebesar 31,7% dari total ekspor global. Lalu diikuti oleh Jerman dengan persentase 11,89% dan Mozambik sebesar 10,83%.

Negara-negara seperti Kamboja, Malaysia, Prancis dan Belgia juga turut berkontribusi cukup signifikan dalam pasar ekspor pasir laut global, meskipun dengan porsi yang lebih kecil. Sehingga jika ditarik kesimpulan perdagangan pasir laut didominasi oleh beberapa negara dengan Belanda sebagai pemain utama di pasar global.

Sebelumnya, kebijakan Pemerintah Indonesia yang melonggarkan ekspor pasir laut melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2023 telah memicu kontroversi terkait dampak lingkungan dan ekonomi. Kebijakan ini mengizinkan ekspor pasir laut dari hasil sedimentasi, meskipun bertentangan dengan regulasi sebelumnya yang melarang penambangan pasir laut demi melindungi ekosistem pesisir. Terbitnya Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 16 Tahun 2024 juga memperkuat kebijakan ekspor pasir laut.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 03 Oct 2024 

Editor: Redaksi

Related Stories