Serasa Kembali Masa Lalu, Yuk Jelajahi Sejarah Kota Yogyakarta dari Lokasi Ini

Keraton Yogyakarta. Foto: DOk. BPCB DIY.2005

YOGYAKARTA, Balinesia,id - Kota Yogyakarta menyimpan banyak kisah sejarah masa lalu yang menjadikannya penuh sejuta pesona bagi siapapun untuk selalu datang kembali ke kota ini. 

Yogyakarta patut dicap sebagai kota kenangan dan jangan terkejut bila melangkah ke berbagai sudut kotanya, Anda merasa kembali ke masa lalu.

Tahun demi tahun telah berlalu, namun tempat masih ada dan menyimpan cerita tersendiri untuk ditelusuri. Inilah lima tempat bersejarah yang masih ada di kota indah ini sebagaimana dilansir dari jogjaaja.com, jejaring balinesia,id :

1. Kraton Yogyakarta

Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Yogyakarta merupakan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. 

Hingga hari ini kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan. Rumah tangga istananya pun masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini.

Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi kesultanan. Keraton Yogyakarta ini mulai dibangun pada tahun 1755 oleh Sultan Hamengkubuwono I. Bahkan, kepala arsitek Keraton Yogyakarta adalah Sultan Hamengkuwono I. Dari segi bangunan, Keraton Yogyakarta ini merupakan salah satu contoh arsitektur jawa yang terbaik, dengan balairung mewah, lapangan, dan paviliun yang luas.

2. Loji

Loji merupakan gedung besar atau benteng peninggalan masa penjajahan Belanda di Indonesia. Sampai hari ini beberapa loji masih bisa dinikmati keindahannya. Loji tertua di Yogyakarta adalah Benteng Vredeburg. Benteng Vredeburg atau Loji Gede atau Loji Besar dibangun pada tahun 1776-1778.

Benteng Vredeburg ini dibangun untuk mengawasi gerak-gerik Keraton pada masa itu. Dari Benteng Vredeburg, Anda bisa menyebrang ke Loji Kebon yang dibangun pada tahun 1824. Loji Kebon ini pernah menjadi Istana Kepresidenan saat ibu kota Indonesia dipindah ke Yogyakarta pada tahun 1946. Lalu ada juga Loji Kecil di mana terdapat Gereja Fransiskus Xaverius Loji Kecil. Ada juga Loji Setan yang dikenal angker.

3. Stasiun Tugu

Tempat bersejarah di Yogyakarta yang berikutnya adalah Stasiun Tugu. Stasiun Tugu merupakan stasiun terbesar di Yogyakarta yang dibangun pada tahun 1887. 

Berada di Stasiun Tugu akan membuat Anda merasa sedang berkelana ke masa lalu, yaitu ke masa kolonial belanda.

Pada awalnya, stasiun ini berfungsi untuk transportasi penumpang dan hasil bumi di Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan. Stasiun Tugu yang memiliki arsitektur unik itu kini menjadi pintu gerbang bagi para wisatawan yang mengunjungi Yogyakarta dengan naik kereta api.

4. Masjid Kotagede

Masjid Kotagede merupakan masjid tertua di Yogyakarta. Masjid yang dibangun pada tahun 1640 ini berlokasi di selatan kawasan pasar Kotagede, di Jalan Watu Gilang, Kotagede, Yogyakarta. 

Sebelum memasuki kompleks masjid, pengunjung akan menjumpai pohon beringin yang konon sudah berusia ratusan tahun. Penduduk setempat menamai pohon tersebut Wringin Sepuh dan menganggap beringin ini membawa berkah.

Bangunan inti Masjid Kotagede ini merupakan bangunan jawa berbentuk limasan. Di masjid ini, Anda juga dapat menjumpai bedug yang usianya ratusan tahun. Ada juga mimbar kayu berukiran indah hadiah dari adipati Palembang untuk Sultan Agung. Sampai hari ini, Masjid Kotagede masih menjadi tempat ibadah warga di sana.

5. Kampung Pecinan Ketandan

Usai berbelanja di Malioboro, jangan terburu-buru pergi. Namun, lanjutkanlah perjalanan Anda ke arah selatan Malioboro. Nanti, Anda akan menemukan Kampung Pecinan Ketandan.

Kampung Pecinan ini sudah ada sejak jaman Belanda. Di Kampung Pecinan Petandan ini, Anda dapat menikmati pemandangan arsitektur tionghoa dengan berbagai ornamen tionghoanya. Anda dapat menjumpai Toko Obat Bah Gemuk yang menjual aneka obat tradisional China.

Jangan lupa pula untuk mengunjungi Toko Roti DJoen yang menjadi kebanggaan warga Jogja sejak abad lalu. Anda juga dapat menemukan kios-kios yang menjual aneka makanan Cina. Sejak tahun 2006, menjelang Tahun Baru Imlek, masyarakat Kampung Ketandan akan mengadakan festival Pekan Budaya Tionghoa. (*)
 


Related Stories