Baliview
Selama WFH Saat Pandemi Covid-19, Angka Kehamilan di Bali Tinggi
Denpasar - Himbauan pemerintah untuk bekerja di rumah Work From Home (WFH) untuk pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19 namun di pihak lain juga berimbas terhadap angka kehamilan yang cukup tinggi di Bali.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Agus Proklamasi memaparkan bagaimana korelasi stay at home atau work from home, dengan tingkat kehamilan khususnya bagi para pasangan usia subur.
Agus hadir dalam Dialog Khusus Peran Serta PKK dalam Menunda Kehamilan bagi pasangan usia subur di masa pandemi Covid-19 yang diselenggarakan Studio Pro-1 RRI Denpasar, Senin (6/7/2020).
Disebutkan Agus, saat ini jumlah pasangan subur yang ada di Bali terbilang sangat tinggi, terlebih beberapa bulan sebelumnya banyak pasangan yang melakukan perkawinan.
Menurutnya, sekitar 400 ribu pasangan baru yang ada di Bali, dan sebanyak 18.400 yang mengalami kehamilan.
"Angka tersebut sangat tinggi terlebih saat diberlakukannya WFH (work from home). Saat itu, terjadi peningkatan kehamilan sangat tinggi" katanya menegaskan.
Pihaknya khawatir dengan angka ini pada bulan September - Desember akan terjadi baby boom atau peningkatan jumlah kelahiran bayi.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa terdapat beberapa resiko yang akan dialami ibu hamil di masa pandemi ini.
Seperti, melakukan kontrol ke Puskesmas, bidan ataupun rumah sakit akan lebih sulit, karena penerapan protokol kesehatan. Selain itu, pada saat kontrol akan ada pelayanan kesehatan yang meminta surat keterangan rapid test, di mana untuk mencari surat keterangan itu akan diperlukan biaya tambahan.
Di samping itu, yang lebih penting menurutnya adalah ibu hamil lebih rentan terpapar virus Covid-19 karena imunitas tubuh ibu hamil cenderung lebih lemah.
Apabila ibu hamil terpapar Covid-19, maka dampaknya akan juga dirasakan oleh calon bayi. Untuk itu, ia meminta agar bagi pasangan usia subur yang belum hamil untuk menunda kehamilan agar tidak berisiko.
Selanjutnya, ia berharap usaha BKKBN yang menggandeng TP PKK Provinsi Bali dalam melakukan sosialisasi ini dapat diterima oleh masyarakat dan dapat dimengerti dengan seksama.
"Sekali lagi kami tidak melarang, tapi kami mengimbau agar pasangan muda hendaknya menunda kehamilan di masa pandemi ini dengan mempertimbangkan berbagai resiko yang ada.
"Setelah pandemi berakhir silahkan untuk melanjutkan program kehamilannya, ini semua demi kesehatan kita bersama khususnya untuk ibu hamil dan calon anaknya kelak," tutupnya.
