Sastrawan Bali Modern, Alit Juliartha Berpulang  

I Komang Alit Juliartha semasa hidup

 

Bangli, Balinesia.id – Bali kehilangan salah satu penulis mudanya yang produktif. Sastrawan Bali modern peraih Sastra Rancage tahun 2016 untuk antologi cerpen “Swecan Widhi” ini berpulang pada Jumat (29/1/2021) pagi).

Penulis asal Kubu, Bangli ini dikabarkan meninggap di RSU BMC Bangli sekira pukul 05.49 WITA. Tidak menunggu waktu yang lama, kabar duka itu pun langsung tersiar ke sejumlah kolega.

Kerabat Juliartha, Gede Angga Para Darma, mengatakan bahwa mendiang yang berpulang di usia 30 tahun itu mulai dirawat di rumah sakit pada 22 Januari 2021.  "Meninggal pagi tadi (29 Januari 2021, red) di RSU BMC Bangli. Sebelum dirawat ia sempat mengalami demam," katanya.

Berita kepergian sastrawan kelahiran 15 Juli 1991 itu pun meninggalkan duka mendalam, terutama di dunia sastra Bali modern. Sastrawan Bali modern senior, IDK Raka Kusuma, mengenangnya sebagai sosok yang berdedikasi tinggi terhadap sastra Bali modern.

Dedikasi itu ditunjukkan melalui berbagai bentuk, salah satunya penggarapan buku antologi cerpen berbahasa Bali berjudul “Ling”. Konon, antologi berisi 11 cerpen berbahasa Bali itu digarap ketika Alit bekerja di kapal pesiar.

“Alit adalah sosok yang tekun dan ulet. Ia selalu belajar hal-hal baru dalam menulis dan produktif," katanya.

Kehilangan mendalam juga dirasakan oleh penulis muda, Putu Supartika. Menurut Supartika, mendiang sempat menghubungi dirinya yang akan merencanakan penerbitan sebuah kumpulan cerpen pada tahun ini.

“Mendiang juga sedang memproses sebuah novel. Beliau sering saya ajak diskusi, menyatakan tengah menyiapkan penerbitan sebuah buku perjalanannya di kapal pesiar, apalagi kemarin PMI (Pekerja Migran Indonesia, red) sempat dianggap sebagai pembawa Covid-19,” katanya.

Meski usianya yang singkat, Alit Juliartha, mewariskan tiga jejak dalam panggung sastra Bali modern. Dua di antaranya, yakni “Swecan Widhi” (2015) dan “Ling“ (2019) merupakan kumpulan cerpen berbahasa Bali, sedangkan “Satyaning Hati” (2015) merupakan sebuah novel.

Dedikasinya di dunia sastra Bali modern juga ditunjukkannya melalui pembentukan sebuah komunitas sastra di tanah kelahirannya di Bangli. Komunitas yang diberi nama Bangli Sastra Komala itu menjadi ruang ekspresi bagi para sastrawan muda di kabupaten tanpa pantai itu. (jro)

Bagikan

Related Stories