Sastra Bali Modern Kian Menggeliat di Bangli

BANGLI - Sastra Bali modern saat ini mengalami perkembangan pesat, khususnya di Kabupaten Bangli. Hal ini dibuktikan dengan lahirnyua sejumlah penulis sastra Bali modern muda dan berbakat di kabupaten satu-satunya yang tidak memiliki pantai itu.

Sejumlah sastrawan sastra Bali modern Bangli menghimpun dirinya dalam wadah bernama Bangli Sastra Komala (Baskom). Belum lama ini, komunitas tersebut menggelar acara apresiasi sastra Bali modern berupa bedah buku antologi cerpen berbahasa Bali "Pasamudaya Rasaning Bangli".

Ketua Bangli Sastra Komala, I Komang Alit Juliartha, Selasa (27/10/2020) mengatakan,  acara tersebut digelar untuk menyambung tali persaudaraan antara sastrawan-sastrawan di Bali agar tidak hanya kenal sebatas di media sosial saja. Ia juga berharap agar penulis-penulis baru semakin bermunculan, terutama penulis wanita di Bangli.

"Buku ini merupakan buku karya anak-anak Baskom yang diterbitkan pada tahun 2016 oleh Pustaka Ekspresi. Buku ini dibedah untuk mengenalkan kepada khalayak ramai bahwa keberadaan Baskom sudah dibuktikan dengan adanya satu buku yang telah dicetak dan diterbitkan," katanya.

Peraih Hadiah Sastra Rancage ini berharap, ke depan minat kalangan muda terhadap sastra Bali modern terus meningkat. "Bedah buku ini juga sebagai aksi kritik sastra Bali modern. Pembedah akan mengapresiasi karya penulis agar penulis mampu berkarya lebih baik lagi ke depannya," tambahnya.

Sementara itu, pembedah buku, Wayan Antari, menilai buku tersebut menghadirkan sejumlah karya dengan tema yang cukup beragam. Mahasiswi Pendidikan Bahasa Bali UHN IGB Sugriwa yang juga penulis muda sastra Bali modern asal Kintamani ini mangatakan bahwa bahasa yang digunakan oleh para penulis juga beragam, yang pada akhinrya dapat menambah pembendaharaan kata dalam bahasa Bali.

"Bahasa yang digunakan tidak sebatas bahasa Bali andap, tapi juga menggunakan bahasa Bali halus. Banyak cerpen yang endin-nya tidak mudah tertebak oleh pembaca. Karena ditulis oleh banyak pengarang, buku ini juga membuat pembaca tidak cepat bosan," ucapnya.

Pesan-pesan yang disajikan dalam buku tersebut juga semakin kuat melalui kehadiran ilustrasi-ilustrasi berupa gambar yang ditempatkan satu halaman di depan cerpen. Selain mengantarkan pembaca kepada isi cerita, ilustrasi itu dipandang membawa nilai estetika tersendiri, sehingga membuat pembaca akan semakin tertarik untuk membacanya.

Pada akhir kegiatan, parade pembacaan puisi Bali modern dilakukan oleh sejumlah sastrawan Bali modern, mulai dari Renes Muliani, Made Suar Timuhun, IGA Darma Putra, I Komang Alit Juliartha, dan masih banyak lagi. Sayangnya, karena pandemi Covid-19, peserta yang hadir di lokasi hanya terbatas 25 orang. Namun, untuk acara tersebut juga disiarkan melalui media sosial para sastrawan.

Bagikan
Bambang Susilo

Bambang Susilo

Lihat semua artikel

Related Stories