Sastra adalah Obat dan Doa Hadapi Pandemi

Workshop Penulisan Puisi dan Cerpen Bali Modern yang digelar serangkaian Sastra Saraswati Sewana Pemarisuddha Gering Agung, Jumat (4/6/2021).

Denpasar, Balinesia.id - Staf Khusus Presiden RI Bidang Kebudayaan, Sukardi Rinakit, mengapresiasi ajang Kreasi Sastra Sastra Saraswati Sewana Pemarisuddha Gering Agung yang diinisiasi Yayasan Puri Kauhan Ubud. Dalam konteks pandemi, pengamat politik kawakan ini menilai sastra adalah obat sekaligus doa penyembuh segala penyakit.

"Dalam konteks gering agung atau pandemi ini, karya sastra bisa menjadi  pemarisuddha, menjadi doa.  Sastra itu adalah doa juga obat penyembuh yang semoga bisa membantu bangsa untuk segera pulih dan bangkit dari pandemi Covid-19," katanya saat memberi sambutan penyelenggaraan Workshop Penulisan Puisi dan Cerpen Bali Modern serangkaian Sastra Saraswati Sewana Pemarisuddha Gering Agung yang digelar daring, Jumat (4/6/2021) sebagaimana dipantau dari Denpasar.

Lebih jauh, jebolan National University of Singapore ini mengatakan bahwa penulisan karya sastra ibarat meletakan memori baru ke memori lama. "Melalui penciptaan karya sastra,  baik modern maupun klasik sama artinya dengan  mencatat sebuah kemajuan," katanya.

Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, AAGN Ari Dwipayana, menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 merupakan momen penting bagi masyarakat untuk melakukan "mulat sarira" melalui penulisan karya sastra. Karena itu, momen ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menghasilkan kreasi-kreasi sastra terbaik, yang akan menjadi catatan sejarah atas peristiwa pandemi Covid-19.

"Acara ini tidak semata konsen pada perlombaan, adu kreasi, tetapi juga melakukan edukasi kepada peminat sastra Bali agar berani berkarya dan tidak takut menulis.  Untuk mendorong keberanian menulis maka diselenggarakan workshop, baik sastra Bali modern maupun sastra Bali klasik," imbuhnya.

Workshop yang menghadirkan narasumber dengan latar belakang penulis dan sastrawan Bali, yakni I Ketut Sumarta, IGA Darma Putra, dan Putu Supartika, ini tampak mendapat respons yang positif dari masyarakat. Sekitar 300 peserta berpartisipasi pada acara yang digelar virtual itu.

Sumarta dalam paparannya tampak memberikan motivasi dan tips kepada peserta agar tidak takut menulis. Menurutnya, menulis, apalagi menulis dalam bahasa Bali itu mudah. Bahasa Bali dengan keragamannya adalah wahana yang sangat baik digunakan untuk menggubah karya sastra. "Dengan kosa kata yang sangat kaya, bahasa Bali memudahkan kita untuk berkreasi mencipta sastra," ucapnya.

Dalam ranah puisi Bali modern, IGA Darma Putra tampak menekankan pembahasannya pada pentingnya “kruna” atau “kata” dalam penulisan puisi. Bahasa dalam sebuah puisi hendaknya juga ditulis menurut ejaan, tata bahasa, maupun logika bahasa itu. Pihaknya juga berharap pada akang tersebut peserta dapat bermain memunculkan kekhasan dari dialek-dialek yang ada di Bali.

Sementara itu, Putu Supartika, yang memaparkan teknik dan tips penulisan ceren menjelaskan bagaimana  membangun ide, mulai menulis, membangun alur, hingga menutup cerita. "Peserta hendaknya melakukan eksplorasi seluas-luasnya terhadap tema lomba, Pemarisuddha Gering Agung, yakni terkait Covid-19," kata Supartika.

Selain menggelar workhop penulisan sastra Bali modern, Sastra Saraswati Sewana Pemarisuddha Gering Agung juga akan menggelar workshop penulisan sastra Bali klasik. Workshop penciptaan sastra kidung akan digelar pada 5 Juni 2021, sedangkan workshop penciptaan kakawin dan ngawi satua Bali akan berlangsung pada 6 Juni 2021. jpd


Related Stories