Realisasi KUR Sektor Kelautan dan Perikanan Tumbuh Positif hingga 53,23 Persen

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti (Humas KKP)

Jakarta, Balinesia.id- Realisasi KUR sektor kelautan dan perikanan terus tumbuh positif. Bahkan dalam 5 tahun terakhir (2016-2020) pertumbuhan nilai KUR meningkat hingga 53,27%.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti mengungkapkan itu saat membuka webinar bertajuk “UMKM KP BISA Ter-SENYUM di Masa Pandemi”, Selasa (12/10/2021).

Sebanyak lebih dari 2.500 pelaku usaha mikro dan kecil sektor kelautan dan perikanan telah mendapatkan pendampingan dari tenaga pendamping usaha (TPU) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Jumlah tersebut, merupakan angka sementara selama periode Maret-Agustus 2021.

"Mereka kita dampingi usahanya, termasuk dalam aspek manajemen keuangan," terangnya.

Penyelenggaraan webinar selain untuk sosialisasi program dan produk Sentra Layanan Ultra Mikro (Senyum) bagi UMKM, Tenaga Pendamping Usaha, Penyuluh, dan masyarakat, sekaligus sebagai rangkaian kegiatan menyemarakkan Hari Ulang Tahun KKP ke-22 yang akan diselenggarakan pada 26 Oktober 2021 berslogan "Ekonomi Biru untuk Indonesia".

Dari riset ini terungkap bentuk dukungan atau insentif yang paling diharapkan mayoritas pelaku usaha adalah pembiayaan usaha (69,02%) dan kemudahan pengajuan pinjaman (17,21%), selain keringanan listrik dan pajak.

Artati menyebutkan, realisasi KUR sektor kelautan dan perikanan terus tumbuh positif. Bahkan dalam 5 tahun terakhir (2016-2020) pertumbuhan nilai KUR meningkat hingga 53,27%.

Dikatakannya, realisasi KUR sampai dengan Agustus 2021 telah mencapai Rp5,11 triliun yang disalurkan kepada 150.492 pelaku usaha.

"Capaian ini mendekati target nilai pembiayaan usaha sektor KP sebesar Rp5,5 triliun," sambungnya.

Selain KUR, Pemerintah juga menyiapkan skema pembiayaan Ultra Mikro (UMi). Karenanya, webinar tersebut sekaligus menjadi menjadi ruang sosialisasi program pemberdayaan yang dikembangkan oleh Holding Ultra Mikro yang terdiri atas Bank BRI, Pegadaian, dan PNM.

Pihaknya berharap, melalui webinar ini, para pelaku usaha dapat belajar untuk memanfaatkan berbagai layanan yang disediakan seperti pelatihan, konsultasi, marketing, literasi keuangan, simulasi kredit, dan program pemberdayaan UMKM lainnya, baik secara luring maupun daring.

"KKP berharap UMKM sektor kelautan dan perikanan dapat bangkit di tengah pandemi covid-19, menjadi UMKM KP yang Berdaya Saing, Inovatif, Solutif dan Adaptif atau disingkat UMKM KP BISA, sebagaimana judul webinar," ujar Artati


Direktur Usaha dan Investasi Ditjen PDSPKP, Catur Sarwanto mengurai makna UMKM KP BISA sebagaimana judul webinar kali ini.

Dimulai dengan berdaya saing artinya mampu meningkatkan kapasitas dan kemampuannya untuk lebih kompetitif.

Kemudian inovatif artinya selalu berkreasi menciptakan sesuatu yang baru, solutif artinya mampu menyelesaikan masalah dan mencari jalan keluar sendiri dan adaptif artinya mampu beradaptasi dalam kondisi apapun untuk keberlanjutan usahanya.

"Maka, untuk membuat UMKM KP bisa Ter-SENYUM atau Terlayani oleh Sentra Layanan Ultra Mikro, KKP menggandeng Tim Ekosistem Ultra Mikro yang akan menyosialisasikan program SENYUM dan program pemberdayaan lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh UMKM KP di seluruh Indonesia" jelas Catur. (roh)


Related Stories