Putri Koster: Keluar dari Zona Nyaman Kelola Sampah

Putri Suastini Koster

Buleleng, Balinesia.id - Ketua TP PKK Provinsi Bali, Ny Putri Suastini Koster, mengajak masyarakat keluar dari zona nyaman mengelola sampah. Sampah harus dituntaskan di sumbernya, oleh karena itu, masyarakat jangan lagi membuang sampah sembarangan, tanpa terlebih dahulu melakukan pemilahan.

“Sistem pengelolaan berbasis sumber menuntut peran aktif masyarakat sebagai produsen sampah, khususnya di tingkat rumah tangga. Sistem baru ini memang membutuhkan perhatian karena menyita waktu dan tenaga, tapi lebih baik kita berpeluh sekarang, daripada nantinya menuai musibah karena tumpukan sampah di hilir yaitu Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” katanya dalam sebuah dialog interaktif di radio yang ada di Singaraja, Buleleng.

Ia menjelaskan, persoalan dari pengelolaan sampah yang buruk telah tampak di TPA Suwung. Tata kelola yang tidak baik selama puluhan tahun telah membuat sampah di TPA itu menggunung. Saat ini, sampah di TPA Suwung dinilai sudah sangat sulit untuk ditangani.

“Gunungan sampah di TPA Suwung telah menimbulkan dampak yang sangat merugikan masyarakat sekitar. Warga sekitar harus menghadapi polusi udara berupa bau, tanah dan air di sekitarnya juga terancam,” katanya.

Berkaca pada persoalan tersebut, ia mengatakan bahwa Pemprov Bali saat ini tengah mencari solusi, dengan menggulirkan sistem pengelolaan sampah berbasis sumber di setiap desa/kelurahan dan desa adat. Hal ini pun telah dituangkan dalam Pergub Nomor 47 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber yang kemudian diikuti dengan Keputusan Gubernur Nomor 381/03-P/HK/2021 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber di Desa/Kelurahan dan Desa Adat

“Sebagai partner pemerintah, TP PKK Bali mengambil peran dalam sosialisasi agar sistem pengelolaan sampah berbasis sumber bisa segera terwujud di seluruh desa/kelurahan dan desa adat. Keberadaan TPA Suwung memberi kita banyak pelajaran. Mari ubah mindset, jangan lanjutkan prilaku penanganan sampah yang hanya memindahkan sampah dari satu wilayah ke wilayah lain. Kita tak ingin ada Suwung yang lain lagi, tuntaskan pengelolaan sampah di sumbernya,” tegasnya meyakini masyarakat Bali bisa membangun sistem pengelolaan sampah yang kompeten.

Sementara itu, Perbekel Desa Tajun, I Gede Agustawan, yang juga hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa pihaknya akan segera menindaklanjuti arahan Gubernur Bali. Dikatakannya, Desa Tajun sudah mulai mengarahkan warga untuk melakukan pemilahan sampah yang mereka produksi. 

“Setelah dipilah, baru kami ambil. Hal ini mempermudah petugas dalam menangani sampah,” katanya tak menampik bahwa masyarakat masih sulit menerima dan menerapkan sistem pemilahan sampah berbasis sumber tersebut. jpd

Bagikan

Related Stories