PUPR Bangun Sistem Pengolahan Air Limbah di Makassar Senilai Rp948 Miliar

Ilustrasi IPAL (pixabay.com/id/users/jarmoluk-143740/)

MAKASSAR - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kamis, 27 Juli 2023 lalu melakukan peninjauan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat atau program Metropolitan Sanitation Management Investment Project (MSMIP). Melansir dari situs resmi kementerian PUPR, total anggaran yang dialokasikan dalam program tersebut diketahui senilai Rp948 miliar.

Program MSMIP dibangun di Makassar bertujuan untuk meningkatkan pelayanan air limbah terpadu di wilayah perkotaan. Anggaran yang digunakan mencakup pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan teknologi MBBR serta pemasangan jaringan perpipaan sepanjang 6,8 kilometer.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, menjelaskan, IPAL yang dibangun memiliki kapasitas 16.000 m3/hari atau dapat melayani sekitar 22.000 sambungan, termasuk dari rumah tangga, rumah sakit, pertokoan, dan perkantoran. “Tujuan utamanya adalah untuk kualitas lingkungan yang lebih baik, karena pemukiman semakin padat  maka limbahnya juga bertambah. Jadi harus kita olah dulu sebelum masuk ke badan air,” kata Menteri Basuki.

Progres konstruksi Program MSMIP di seluruh paket pekerjaan telah mencapai 95%, termasuk progres pembangunan IPAL. Targetnya, IPAL ini akan mulai beroperasi pada akhir 2023.

Saat ini, IPAL tersebut sudah dapat beroperasi dengan kapasitas 1200 m3/hari dan akan terus meningkat seiring penyelesaian sambungan pipa sistem pembuangan. Diharapkan pada November 2023, semua sambungan akan selesai sehingga IPAL dapat beroperasi secara optimal.

Program MSMIP ini diterapkan di empat kota metropolitan di Indonesia, yaitu Makassar, Palembang, Jambi, dan Pekanbaru. Sistem ini akan mengalirkan limbah cair domestik dari rumah-rumah ke IPAL melalui instalasi perpipaan, menggantikan penggunaan truk tinja. Limbah tersebut akan diolah menggunakan teknologi Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) yang menggunakan biofilm polyethylene.

MBBR dianggap efektif dalam mereduksi kandungan oksigen pengurai bakteri air (Biological Oxygen Demand/BOD), nitrifikasi, dan menghilangkan nitrogen. Dengan demikian, efluen yang dihasilkan dapat memenuhi baku mutu air limbah domestik sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup di mana kadar BOD harus di bawah 30 mg/liter.

Walikota Makassar, Danny Pomanto, berharap program tersebut dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan lingkungan yang semakin bersih. Danny menyebutkan, “harapannya, nanti tidak ada lagi air kotoran (limbah) yang dibuang di tanah dan badan air. Sehingga, tingkat kesehatan meningkat dan lingkungan juga semakin bersih.”

Editor: Redaksi

Related Stories