Produksi Kakao Fermentasi Koperasi KKS Meningkat Signifikan Sejak 2013

DENPASAR – Program Kakao Lestari yang merupakan program inisiatif Koperasi Kerta Semaya Samaniya (KSS) tidak hanya berhasil meningkatkan nilai jual produk. Sejak digulirkan pada tahun 2011, program ini juga berhasil meningkatkan jumlah produksi secara signifikan.

Melansir data yang diterima Balinesia.id dari rilis resmi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A Denpasar sebagai salah satu mitra Koperasi KKS, tampak ada peningkatan produksi yang relatif signifikan dalam rentang 2013-2019.

Pada 2013, jumlah produksi kakao fermentasi Koperasi KKS hanya tercatat 8 ton, sementara setahun setelahnya mulai merangkak menembus angka 14 ton.

Peningkatan produksi kakao fermentasi yang signifikan terjadi pada 2015. Kala itu produksi kakao fermentasi Koperasi KKS melesat ke angka 53 ton, dan terus meningkat pada 2016 sebanyak 57 ton.

Namun, penurunan jumlah produksi sempat dialami pada 2017 yang hanya tembus 47,307 ton. Produksi kembali meningkat setahun kemudian yang berhasil mengukuhkan jumlah produksi sebanyak 54,635 ton dan semakin melesat pada 2019 dengan jumlah produksi sebanyak 58 ton.

“Deretan angka tersebut tidak hanya sekadar data atau statistik, namun dapat menceritakan tentang perjuangan dan kolaborasi dari banyak pihak terutama kerja keras para petani atau pembudidaya kakao di Kabupaten Jembrana,” terang Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A Denpasar, Kusuma Santi Wahyuningsih, dalam rilis, Selasa (20/10/2020).

Sebagaimana diberitakan setelah berjuang selama sembilan tahun sejak 2011, Koperasi KKS akhirnya mampu mengekspor produk kakao fermentasinya sendiri tanpa bantuan pihak ketiga. Adapun keberhasilan ekspor itu terwujud melalui sinergi asistensi KLInIK Bea Cukai Denpasar, Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, Pemerintah Daerah, LPEI, dan Yayasan Kalimajari.

Adapun kakao yang akan diekspor ke Belanda seberat total 12 ton dengan nilai devisa Rp 660 juta melalui pelabuhan muat Tanjung Perak. Keberhasilan ini memberikan peningkatan dan pergerakan ekonomi yang berdampak secara langsung kepada petani kakao di Kabupaten Jembrana maupun kontribusi ekonomi secara nasional.

Bagikan
Bambang Susilo

Bambang Susilo

Lihat semua artikel

Related Stories