Polres Bangli Pastikan Video Asusila Dibuat di Gunung Batur

Anggota Polres Bangli melakukan identifikasi lokasi pengambilan video asusila yang diduga direkam di Gunung Batur

Bangli, Balinesia.id – Polres Bangli bergerak sigap atas beredarnya sebuah video asusila yang diduga diambil wisatawan di Kawasan Gunung Batur, Desa Adat Batur, Kintamani, Bangli. Sesaat setelah menerima laporan tersebarnya video yang meresahkan masyarakat pada Rabu (21/4/2021), polisi langsung turun melakukan observasi.

Berdasarkan hasil observasi lapangan yang dilakukan, Polres Bangli menyatakan bahwa lokasi di video identik dengan lereng Gunung Batur, tepatnya di kawasan Pura Pasar Agung Batur. “TKPnya di sekitar Pasar Agung. Semua telah identik” terang Kapolres Bangli, AKBP I Gusti Agung Dhana Aryawan.

Keidentikan tersebut terlihat dari penampang geografis kawasan tersebut, di mana dalam video tersebut tampak perbukitan di timur Pura Pasar Agung Batur yang sempat terbakar dan menjadi viral sebagai tempat berswafoto, termasuk kesamaan sebuah bangunan semi permanen yang masuk frame video dan masih berdiri hingga saat ini.

Namun, terkait dengan pengambilan foto, perwira polisi melati dua itu menduga bahwa video tersebut diambil sebelum tahun 2020. Mungkin video tersebut diambil pada akhir 2019, mengingat kebakaran di bukit tersebut terjadi pada kisaran bulan November 2019.

“Video diposting 1 tahun yang lalu, berarti diperkirakan dibuat akhir tahun 2019 setelah kebakaran di (Gunung) Batur,” katanya.

Berbekal hasil observasi tersebut, pihaknya akan mengamabil langkah lanjutan mengecek orang yang tampak dalam video tersebut. “Kita akan cek ke imigrasi dahulu, apakah (yang bersangkutan) masih di Indonesia,” katanya meyakinkan polisi akan bergerak serius menangani masalah tersebut.

Nodai Kesucian 

Dikonfirmasi terpisah, Pangemong Pura Ulun Danu Batur, Jero Gede Batur Duhuran, menyatakan keprihatinannya terhadap kejadian tersebut. Ia menjelaskan, Gunung Batur, sebagaimana pula gunung-gunung lainnya di Bali sangatlah disucikan oleh umat Hindu Bali. Adapun Gunung Batur dalam konstruksi keyakinan Hindu Bali dipandang sebagai stana dari Bhatari Dewi Danuh.

Menurut kepercayaan setempat, keberadaan Gunung Batur dan Danau Batur sama halnya dengan keberadaan Pura Ulun Danu Batur yang merupakan tempat pemuliaan Bhatari Dewi Danuh. Oleh karena itulah tindakan asusila itu juga dipandang menodai kesucian kawasan tersebut.

“Kami sebagai masyarakat penjaga Gunung dan Danau Batur serta Pura Ulun Danu Batur sangat menyayangkan kejadian ini. Gunung Batur itu adalah lingga Ida Bhatari Dewi Danuh yang perlu disucikan dan dilestarikan,” katanya.

Ia berharap kejadian ini dapat dijadikan pelajaran bagi seluruh masyarakat untuk dapat bersama-sama menjaga kelestarian dan kesucian kawasan tersebut. Jangan hanya karena iming-iming tertentu, sisi-sisi kesucian justru diabaikan.

“Tujuan kita ke depan bagaimana agar pendakian tetap berjalan, tapi kesucian juga agar berjalan. Sehingga, perlu bersama-sama menjaga kesucian dan kelestarian,” kata Jero Gede Batur Duhuran.

Kepada pembuat video tersebut, Jero Gede Batur Duhuran berharap agar yang bersangkutan dapat sadar dan meminta maaf atas perbuatan keliru yang dilakukannya.

“Nanti kami (masyarakat Adat Batur) akan adakan rembug bagaimana untuk menyucikan kembali, apalagi dalam waktu dekat juga akan ada pujawali di Pura Pasar Agung. Nanti kita mohonkan maaf ke Beliau, karena sebagai damuh (rakyat, red) kita tidak tahu ada hal seperti itu,” katanya.

Ia menambahkan, sejak dahulu kala Desa Adat Batur memang memiliki kewajiban untuk menjaga Gunung Batur, Danau Batur, dan Pura Ulun Danu Batur secara sekala-niskala. Dalam kepercayaan setempat kawasan Kaldera Batur adalah taman Ida Bhatari Dewi Danuh.

“Oleh karena itulah jika terjadi hal-hal yang membuat cuntaka (kotor secara niskala, red), seperti orang yang tenggelam di danau, atau meninggal di gunung, Desa Adat Batur akan menggelar upacara pembersihan, misalnya rsigana,” pungkasnya. jpd


Related Stories