Peradah Denpasar “Mayadnya” ke Warga Kurang Mampu Tak Tersentuh

DENPASAR  – Modernitas yang menyelimuti Kota Denpasar tidak serta-merta membuat penghuninya 100 persen hidup sejahtera. Masyarakat kurang mampu masih banyak ditemui di ibukota Bali ini, utamanya berasal dari warga non-KTP Kota Denpasar.

Demikian diutarakan Ketua Dewan Pimpinan Kota Perhimpunan Pemuda Hindu (DPK Peradah) Indonesia Denpasar, Ida Bagus Subrahmamiam Saitya, Minggu (25/10/2020). Pendapat itu dinyatakan menurut temuanya usai menggelar kegiatan “Peradah Denpasar Mayadnya”, Sabtu (24/010/2020).

“Temuan di lapangan ternyata ada warga kota yang kurang mampu, bagi yang ber-KTP Denpasar memang sudah dibantu oleh pemerintah kota, tetapi warga non KTP Denpasar yang tinggal di Kota Denpasar belum tersentuh,” katanya yang juga merupakan akademisi di UHN IGB Sugriwa ini.

Sementara itu, terkait dengan gerakan solidaritas yang dilakukannya, dijelaskan bahwa Peradah Denpasar Mayadnya merupakan program rutin yang dilakukan pihaknya sebagai implementasi dari ajaran yadnya atau persembahan suci tulus ikhlas menurut ajaran Hindu. Menurutnya, yadnya yang berarti persembahan, tidak hanya sekadar pelaksanaan ritual seperti yang umum dimaknai oleh umat.

“Program Peradah Denpasar Mayadnya didasarkan pada ajaran manusa yadnya yang termuat dalam teks Agastya Parwa, dimana disebutkan bahwa manusa yajna dijelaskan sebagai persembahan dengan memberi makanan kepada masyarakat. Oleh karena itu, DPK Peradah Indonesia Denpasar mengambil aksi dalam kegiatan pemberian bantuan kepada warga Kota Denpasar yang kurang mampu,” jelasnya.

Selama melaksanakan gerakan tersebut, mereka tidak saja membagikan sembako, tapi juga cairan penyanitasi tangan dan masker. Apa yang dibagikan dimaksudkan untuk mengantisipasi penyebaran pandemi Covid-19 di Denpasar.

Lebih jauh, mereka juga memiliki anak asuh yang dibantu secara berkelanjutan, utamanya untuk mendukung biaya sekolah anak tersebut. “Anak asuh tersebut sebelumnya sudah tamat SMP namun ijazahnya ditahan disebabkan tidak membayar SPP, kami melakukan komunikasi dengan Komunitas Taaman Hati untuk membantu menebus ijazahnya dan sekarang kami bantu untuk menyekolahkan di salah satu SMK di Kota Denpasar, dan kami tanggung biaya untuk pendidikan dia,” katanya berharap pihaknya terus dapat bergerak dan langkah tersebut dapat dilakukan secara sinergis dengan organisasi kemasyarakatan yang lain.

Bagikan
Bambang Susilo

Bambang Susilo

Lihat semua artikel

Related Stories