Penambahan Jumlah Merchant QRIS di Bali Meningkat Hingga 60%.

Jembrana - Jumlah merchant di Bali yang menggunakan transaksi pembayaran berbasis digital (QRIS) terus meningkat hingga mencapai 60 persen saat pandemi  covid-19 atau Covid-19. 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho menambahkan, penggunaan QRIS di Bali saat ini telah mencapai 105.580 merchant dimana sebaran terbesar kedua berada di Kabupaten Badung sebanyak 27.675 atau 27% dari total merchant QRIS di Bali atau meningkat sebesar 314% dibandingkan dengan awal tahun 2020.

"Selain itu, selama pendemi covid-19 sejak 6 Maret hingga 10 Juli ini, penambahan jumlah merchant QRIS di Bali meningkat hingga 60%," ungkap Trisno, Rabu 22 Juli 2020.

Dikatakan, digitalisasi berbasis QRIS di Desa Wisata Blimbingsari sendiri telah diterapkan untuk pembayaran mulai dari bumdes, homestay, waterboom, panti asuhan sampai dengan donasi untuk persembahan di Gereja tertua di Bali.

Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace juga turut panen buah bersama kakao Kelompok Tani Ternak (KTT) Mertha Abadi di Subak Abian Dana Amartha Sari yang berlokasi di Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.

KTT Mertha Abadi merupakan kumpulan petani yang memiliki komitmen mengembangkan kakao Jembrana dengan perlakuan organik. Program pengembangan kakao organik yang dibina oleh Bank Indonesia tersebut dikuti oleh 30 petani kakao yang Program yang telah berjalan dalam 2 tahun terakhir.

Kakao dihasilkan kelompok tersebut sudah diakui pasar dunia dengan karakteristik yang unggul. Alhasil, komoditas yang bisa diolah menjadi berbagai hasil panganan tersebut telah menembus pasar ekspor.

Dalam acara tersebut juga diberikan bantuan berupa motor, sistem pengairan(sumur bor) dan renovasi rumah pengolahan kakao serta bantuan csr dari Bank BPD Bali.

Nampak pula dalam kesempatan itu, Bupati Jembrana Putu Artha, anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya, bersama kalangan perbankan.

Bagikan

Related Stories