Ekonomi & Pariwisata
Pemerintah Atur Regulasi Cadangan Pangan untuk Jaga Stabilitas Bahan Pokok
JAKARTA - Pemerintah telah menetapkan kebijakan strategi Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) melalui Peraturan Presiden No. 125/2022.
Strategi CPP tersebut meliputi11 jenis bahan pangan vital seperti beras, jagung, kedelai, bawang, cabai, daging unggas, telur unggas, daging ruminansia, gula konsumsi, minyak goreng, dan ikan. Saat ini, implementasi CPP berfokus pada tiga bahan pokok, yaitu beras, jagung, dan kedelai, dengan pengelolaannya diserahkan kepada Perum BULOG.
Regulasi CPP yang diawasi oleh Badan Pangan Nasional telah dirancang secara komprehensif. Ini mencakup berbagai aspek mulai dari penentuan jumlah persediaan dan formula perhitungan, penurunan standar kualitas dalam pelepasan cadangan, batas waktu penyimpanan, penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) dan subsidi harga, hingga mekanisme penyaluran.
- Ketahui Perbedaan dari Wanprestasi dan Penipuan
- Ternyata Ini Cara Gen Z Atasi Stres, Tertarik Mengikutinya?
- Jokowi Berikan Kritik Keras Minimnya Penyerapan Anggaran
Semua mekanisme tersebut bertujuan untuk mengatur aliran produk pangan guna mencegah kerusakan dan berbagai halangan dalam pengelolaan cadangan.
“Sekarang kita sedang upayakan untuk monitor bukan hanya CPP tetapi juga stok pangan seperti beras melalui pelaporan perusahaan penggilingan. Sehingga bisa monitor lebih akurat kekurangan supply maupun kelebihan supply ada dimana,” tutur Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Bidang Perekonomian, Edy Priyono, dilansir siaran pers, Kamis, 30 November 2023.
Badan Pangan Nasional telah menyusun neraca pangan sebagai alat untuk memantau surplus dan defisit dengan mempertimbangkan berbagai peringatan, termasuk kondisi iklim dan potensi gangguan produksi. Data dari neraca pangan digunakan sebagai dasar perencanaan pengadaan CPP.
Pada tahun 2023, pemerintah telah melakukan uji coba dalam sistem penganggaran CPP dengan memberikan plafon pinjaman sebesar Rp 3 triliun yang dapat digunakan oleh Perum Bulog dan ID Food. Perum Bulog telah memanfaatkan plafon tersebut dengan mengembalikannya dalam jangka waktu 6 bulan.
Sementara untuk tahun 2024, pemerintah telah menyiapkan alokasi anggaran sebesar Rp 28 triliun untuk CPP dengan perpanjangan waktu pengembalian pokok dan bunga menjadi 1 tahun. Bahkan, telah dikeluarkan Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur Keputusan tersebut.
- Link Nonton Squid Game: The Challenge, Reality Show yang Terinspirasi dari Squid Game
- Waduh, Tunggakan Utang Pinjol Rp100 Ribu Bisa Hambat Pengajuan KPR Subsidi!
- TikTok Dikabarkan Shop Sedang Jalin Komunikasi dengan Sejumlah E-Commerce
Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengatur ketahanan pangan secara lebih efisien dan responsif terhadap perubahan dalam produksi pangan dan kondisi ekonomi. Harapannya, dengan peraturan yang terperinci dan anggaran yang signifikan, CPP dapat memberikan jaminan pasokan pangan yang stabil bagi masyarakat Indonesia dalam jangka panjang.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 30 Nov 2023