Opini
Pelita Air: Terbang Perdana ke Padang, Nyaman Menyenangkan (catatan ringan penumpang)
Rencana "pulang kampuang" ke Padang dari Jakarta untuk ber Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah bersama keluarga besar selalu kami lakukan jika tak ada halangan pekerjaan mendesak.
Biasanya kami sering menggunakan maskapai milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Garuda Indonesia atau Citilink. Ketika kami hendak memesan tiket pesawat, seorang kolega senior kami menyarankan untuk sesekali mencoba maskapai Pelita Air Service (PAS) milik BUMN Pertamina. Lalu, dipesanlah tiket pesawat PAS dan sekaligus menjadi penerbangan perdana kami juga dengan maskapai anak perusahaan BUMN Holding Migas tersebut.
Pada saat hari keberangkatan, memang ada pemandangan lain kami lihat sesampai di terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta yang megah dan modern itu. Kami bertemu para Direksi PAS, diantaranya Direktur Utama Dendy Kurniawan dan Direktur Produksi Heru Susilo. Tidak disangka dan diduga, pada hari Selasa, 12 April 2023 saat hari keberangkatan kami, ternyata juga merupakan jadwal penerbangan perdana Pelita Air untuk jalur Jakarta-Padang-Jakarta.
Jadi, kehadiran jajaran Direksi ini adalah dalam rangka melepas keberangkatan penumpang atau konsumen PAS yang akan terbang perdana ke Padang. Apresiasi kepada Pak Dendy dan Pak Heru yang mengantarkan para penumpang sampai ke pintu (gate) 16 keberangkatan sebelum masuk ke pesawat (boarding).
Dengan dibukanya penerbangan jalur Jakarta-Padang ini, maka ini merupakan jalur ketiga yang telah beroperasi sejak Pelita Air resmi mengudara perdana secara komersil pada tanggal 28 April 2022 dengan jalur Jakarta-Bali-Jakarta. Singkat cerita, setelah waktu naik ke pesawat dibuka pukul 11.30 wib, maka kamipun menuju ke dalam pesawat Pelita Air ini pada pukul 11.45. Di depan pintu masuk pesawat, para penumpang seperti biasa disambut dengan ramah oleh pramugari. Kami tidak mengira ternyata kursi penumpang penuh sesak (full booked) padahal baru terbang perdana!
Sebagai salah seorang konsumen yang sering menggunakan pesawat untuk bepergian, pelayanan yang diberikan oleh awak pesawat Pelita Air sangat prima, termasuk komunikasi pilot PAS.
Sambutan yang ramah dan senyum yang lepas dari para pramugari meskipun sedang berpuasa di bulan Ramadhan tampak sungguh menyenangkan para penumpang. Kursi penumpang berwarna biru tua, terkesan mewah dan menawan!
Selain itu, jarak antar kursi lebih lega dibanding pesawat swasta yang dikenal sebagai maskapai low cost carrier. Pesawat pun lepas landas (take off) sesuai jadwal (on time schedule) dengan mulus (soft). Ditengah perjalanan yang memakan waktu 1 jam 30 menit itupun penumpang diberikan suguhan makanan ringan, hal mana tidak diperoleh dimaskapai lain dengan tarif sama.
Inilah salah satu kelebihan yang dimiliki oleh Pelita Air sebagai pendatang baru dalam industri penerbangan komersil, dan ini merupakan keuntungan kompetitif (competitive advantage) yang dapat memacu pertumbuhan konsumennya.
Yangmana, banyak maskapai swasta low cost carrier justru sering sekali mengalami keterlambatan (delay) memberangkatkan penumpang ke tujuannya.
Penerbangan perdana Pelita Air ini banyak membawa kesan penumpang yang pulang ke ranah Minang. Apalagi, tepat pukul 13.40 wib pesawat mendarat dengan mulus, aman dan nyaman tanpa goncangan (soft landing) serta tepat waktu lagi di Bandara Internasional Minangkabau.
Sebagaimana kebiasaan terbang perdana, maka Pelita Air pun disambut dengan atraksi penghormatan melalui penyiraman air ke badan pesawat (water salute) seakan menyambut para penumpang yang diistimewakan. Jika pelayanan kepada penumpang ini mampu dipertahankan oleh manajemen Pelita Air dan diberikan kesempatan membuka tambahan jalur, maka bukan tidak mungkin PAS akan menjadi pesaing tangguh pesawat komersil swasta lain dikelas yang sama. Last but not least, Terima kasih Captain Yudho yang telah memperjalankan perdana kami dengan pesawat elit Airbus jenis A320 ke kampuang halaman dengan aman dan menyenangkan!
*Defiyan Cori, Ekonom Konstitusi alumnus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta