Pasca-Nataru, Harga Daging di Denpasar Masih Tinggi

Pedagang daging di Pasar Badung, Denpasar

DENPASAR - Natal dan Tahun Baru atau Nataru sudah berlalu, tetapi harga daging masih saja tinggi. Hal ini menjadi keluhan bagi beberapa pedagang sembako. Saat ini, bertahan pun menjadi cara yang tepat untuk dilakukan para pedagang.

Pedagang daging di Pasar Badung, Dika, mengatakan, tingginya harga daging dipicu ketidakadaan barang. "Ketersedian barang, harga yang tinggi dengan permintaan yang menurun, dan daya beli yang berkurang,” katanya di Pasar Badung, Denpasar, Selasa (5/1/2021)

Dengan harga daging yang masih tinggi, permintaan daging dinyatakannya mengalami penurunan. Daya beli masyarakat semakin berkurang, sehingga menjadi sumber keresahan bagi pedagang. Jika penurunan daya beli terus terjadi, ia khawatir ada penumpukan barang.

Hal itu dapat membuat kerugian bagi pedagang. Ketika kondisi itu terjadi terus-menurus, pasti akan menyulitkan pedagang untuk memutar modal. "(Saat ini), keuntungan yang didapat tidak besar, bahkan terkadang tidak mampu menutupi modal, sekarang hanya bisa bertahan,”akunya.

Saat ini beberapa pedagang juga mencari keuntungan lain dengan berjualan daring. Langkah itu dilakukan untuk mendongkrak penjualan. “Saya juga menjual secara online dan mewarkan ke supermarket,” tambahnya.

Ke depan, ia berharap agar pemerintah dapat segara melakukan pestabilan harga daging, sehingga peternak dan pedagang bisa sama-sama mendapatkan keuntungan.

Bagikan

Related Stories