Pariwisata Bali Harus Bangkit Beradaptasi dengan Situasi Pandemi

Sejatinya ekonomi Bali telah mengalami peningkatan 1,66 %, jika dilihat pertumbuhan ekonomi pada triwulan III dengan triwulan II tahun 2020.

Denpasar- Semenjak terjadinya penyebaran pandemi covid – 19 Bali mengalami kontraksi ekonomi yang turun sebesar 12,28 % dilihat dari angka perbandingan pada triwulan III sama saat ini dengan tahun sebelumnya sehingga pariwisata Bali harus bisa bangkit kembali.

"Pariwisata Bali harus bisa bangkit kembali dengan persiapan – persiapan yang menyesuaikan kondisi yang terjadi saat ini,"kata Wagub Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati saat mengikuti acara Workshop Dalam Memulai Pariwisata Internasional di Bali secara virtual di ruang kerjanya, Senin (7/12).

Sejatinya ekonomi Bali telah mengalami peningkatan 1,66 %, jika dilihat pertumbuhan ekonomi pada triwulan III dengan triwulan II tahun 2020. Pertumbuhan ini disumbang kegiatan pariwisata dengan dibukanya wisatawan domestic. Dari sisi kegiatan usaha, sedikit membaiknya pertumbuhan ekonomi Bali disumbang oleh membaiknya kegiatan pariwisata.

Usaha penunjang seperti usaha akomodasi, minuman dan makanan, transportasi, serta meningkatnya pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan mereka.

"Peningkatan ini tentunya terjadi karena dibukanya kegiatan pariwisata untuk wisatawan domestik (dimulai pada 31 Juli 2020 lalu), dan pariwisata untuk masyarakat lokal (yang berdomisili di Bali sudah dimulai pada 9 Juli 2020 lalu),” ujar Wagub Cok Ace sembari menyatakan salah satu syarat dibukanya pariwisata adalah penerapan protokol kesehatan di setiap destinasi wisata.

“Ada beberapa langkah strategis yang diambil oleh Pemprov Bali dalam protokol kesehatan berbasis Cleanliness, Healthy, Safety and Environment (CHSE), sebagai berikut: Penerapan health protocols (CHSE) pada 14 sektor kegiatan masyarakat. Terselenggaranya Health Program (CHSE) pada bisnis pariwisata (hotel, restoran, objek wisata, jasa Travel Agent, wisata air dan bisnis MICE). Disiplin untuk penerapan,” imbuhnya.

Disamping strategi penaggulangan covid – 19 berdasarkan kearifan lokal yang melibatkan desa adat melalui pembentukan Satgas Gotong Royong maupun penyiapan fasilitas kesehatan, Wagub Cok Ace juga menerangkan Bali juga memiliki strategi baru untuk mencegah dan menghentikan penularan Covid-19 yang disebut dengan strategi 3T (Tracing, Testing, and Treatment).

Penerapan 3T (Tracing, Testing, and Treatment) hingga 700 benda uji per hari. Dimulai 13 Oktober 2020. Mulai dari seluruh PNS dan non-PNS Pemprov Bali kemudian tenaga pariwisata berdasarkan skala prioritas (seperti mereka yang sering bertemu dengan keramaian).

Tingkat Provinsi Bali serta kabupaten dan kota juga telah bekerja sama dengan industri pariwisata untuk memverifikasi bisnis pariwisata sehingga mereka akan melakukan layanan berdasarkan protokol kesehatan WHO dan Kementerian Kesehatan Indonesia.

“Setiap pelaku usaha pariwisata yang telah diverifikasi akan diberikan sertifikat sebagai bukti bahwa usahanya telah mengikuti protokol kesehatan. Tempat wisata yang ditawarkan Bali adalah usaha / kegiatan pariwisata dengan sertifikat CHSE terverifikasi implementasi (tren wisatawan lebih fokus pada kesehatan dan keselamatan),” jelasnya.

 

Bagikan

Related Stories