Naik 18 Persen, Bank Danamon Bukukan Laba Rp998 Miliar di Pertengahan Tahun

Jakarta, Balinesia.id –  Pada semester I tahun 2021, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) mengantongi laba bersih senilai Rp988 miliar atau naik 18% dibandingvperiode tahun lalu Rp845 miliar.

Kenaikan laba bersih ditopang oleh pertumbuhan kredit di segmen enterprise banking yang terdiri dari segmen perbankan korporasi dan perbankan komersial, serta institusi keuangan sebesar 11 persen.

“Kami menerapkan sejumlah insiatif sejak pandemi seperti restrukturisasi kredit, secara proaktif meningkatkan provisi, dan memperkuat kolaborasi dengan MUFG,” kata Direktur Utama Danamon, Yasushi Itagaki dalam keterangan resmi, dikutip Kamis 29 Juli 2021.

Yasushi Itagaki menjabarkan, perseroan merekam sejumlah peningkatan seperti pendapatan bunga bersih yang naik 6 persen quartal to quartal (qtq) pada kuartal II-2021 Rp 3,5 triliun. 

Pendapatan non bunga pada kuartal II- 2021 juga mengalami peningkatan sebesar 5% dibandingkan dengan kuartal I- 2021. 

Kemudian, giro dan tabungan (CASA) naik 10 persen menjadi Rp 68 triliun. Sedangkan rasio CASA mencatatkan kinerja baik menjadi 56,3 persen dari 53,2 persen di periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Diungkapkan, penyebabnya karena peningkatan rekening tabungan yang bersifat granular. 

"Struktur pendanaan yang baik ini membangun fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan kedepannya,” tuturnya dilansir dari Trenasia.com, jejaring Balinesia.id.

Jika dilihat dari sesi permodalan, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/ CAR) berada pada posisi 26,1%, sementara CAR bank only tercatat sebesar 26,5 persen.

Tidak hanya penyaluran kredit yang meningkat, rasio kredit bermasalah (non performing loans) gross perseroan juga tercatat membaik. NPL Bank Danamon berada pada level 3,0 persen, membaik 120 basis poin dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Capaian itu menunjukan, sambung Yasushi, Danamon senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas asetnya melalui penerapan prosedur pengelolaan risiko yang ketat serta proses collection dan recovery kredit yang disiplin. 

Untuk rasio biaya kredit (cost of credit ratio) stabil pada tingkat 3,9persen, sementara kredit yang direstrukturisasi terus menurun. 

Sedangkan, NPL coverage ratio sebesar 176,9 persen meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 117,2 persen. (roh)