Mengungkap Sejarah Munculnya Christmas Market

Mengungkap Sejarah Munculnya Christmas Market (pexels.com/Mateusz Dach)

JAKARTA — Christmas market atau yang juga disebut sebagai Pasar Natal sudah menjadi salah satu ikon dari perayaan akhir tahun yang selalu dinantikan oleh banyak orang di berbagai negara, terutama negara-negara di Eropa.

Di Christmas Market, Anda akan menjumpai deretan kios dari kayu yang didekorasi menggunakan lampu yang memeancarkan cahaya bernuansa hangat, aroma minuman berempah, hingga aneka makanan dan kerajinan khas Natal yang berhasil menciptakan suasana meriah dan penuh hanta.

Di balik kemeriahannya, tradisi munculnya Christmas Market memiliki perjalanan sejarah yang panjang dan menarik untuk dikulik. Berikut penjelasan selengkapnya.

BACA JUGA:

Sejarah Munculnya Christmas Market atau Pasar Natal

Sejarah Munculnya Christmas Market atau Pasar Natal

Dilansir dari Sky History, meski Christmas Market dianggap sebagai tradisi asal Jerman, padahal cikal bakal Christmas Market justru diyakini berasal dari Austria, tepatnya di Wina.

Pada tahun 1298, Kaisar Albrecht membuka Krippenmarkt atau Dezembermarkt untuk mendorong warga Wina menyiapkan berbagai kebutuhan sebelum musim dingin yang panjang dan gelap.

Namun, masih belum bisa dipastikan apakah Krippenmarkt yang menjadi awal berkembanya pasar di musim dingin ini di Jerman, tapi kemungkinan besarnya iya.

Munich, Jerman, tercatat menggelar pasar di musim dingin yang pertama pada 1310, kemudian disusul Bautzen pada 1384, dan Frankfurt pada 1393.

Pasar Natal atau Christmas Market yang dianggap paling awal dan ‘resmi’ adalah Striezelmarkt di Dresden, yang pertama kali digelar pada 1424.

Nama Striezelmarkt sendiri adalah nama dari jenis kue, Striezel. Awalnya, pasar ini dibuka untuk menjual daging panggang menjelang Natal. Striezelmarkt yang semula rencananya hanya dibuka selama satu tahun, kini justru terus bertahan bahkan sampai sekarang.

Seiring popularitasnya, pasar ini tak lagi hany amenjual daging, tapi juga mainan, kue, roti, kacang-kacangan, permen, dekorasi, kerajinan tangan, dan berbagai barang lainnya, serta semuanya dibalut dengan suasana meriah lengkap dengan musik dan keceriaan Natal.

BACA JUGA: Menguak Alasan Natal Identik dengan Warna Hijau dan Merah

Meningkatnya Kepopuleran Christmas Market atau Pasar Natal

Meningkatnya Kepopuleran Christmas Market atau Pasar Natal

Christmas market semakin populer sejak Martin Luther, tokoh Reformasi Jerman yang pada tahun 1953 memopulerkan tradisi pemberian hadiah pada hari kelahiran Kristus. Tradisi ini berbeda dengan tradisi Katolik yang justru menukar hadiah saat Hari Santo Nikolas (6 Desember).

Kaum Protestan dikabarkan menolak pemujaan terhadap santo, termasuk Santo Nikolas. Hal itulah yang menyebabkan banyak pasar Natal bermunculan di alun-alun kota dan desa di Jerman menjelang Natal. 

Dengan kata lain, asal-usur Christmas market juga berkaitan dengan agenda Protestan, meski sosok Santo Nikolas masih dikenang sampai sekarang.

Kehadiran Department Store yang Menyingkirkan Christmas Market

Kehadiran Department Store yang Menyingkirkan Christmas Market

Pada pertengahan abad ke-19, masyarakat kalangan atas mulai memandang sebelah mata hadirnya Christmas market.

Pasar Natal dianggap menjual barang murahan dan menjadi tempat berkumpulnya orang-orang mabuk. 

Citra Christmas Market yang semakin menurun ini diduga juga turut dipengaruhi oleh pemilik department store modern yang tidak ingin bersaing dengan pasar rakyat.

Akibat hal itu, Christmas Market akhirnya dipindahkan ke pinggiran kota dan bertahan di sana selama lebih dari satu abad, hingga akhirnya ‘diselamatkan’ oleh Partai Nazi.

Nazi Sebagai Penyelamat Christmas Market

Nazi Sebagai Penyelamat Christmas Market

Partai Nazi melihat Christmas Market sebagai sarana untuk merayakan warisan budaya Jerman. Meski begitu, mereka memberikan beberapa perubahan, seperti menekan unsur religius, dan Pasar Natal disulap menjadi ajang penjualan produk Jerman demi menumbuhkan kebanggaan nasional dan mendukung ekonomi.

Hasil gebrakan Nazi ini cukup signifikan, pada 1934, Christmas Market utama Berlin dikunjungi 1,5 juta orang dan pada 1936 jumlahnya meningkat jadi dua juta pengunjung.

Usai Perang Dunia II, Christmas Market di Jerman terus berkembang bahkan tradisinya menyebar ke berbagai negara Eropa hingga ke belahan dunia lain termasuk Jepang.

Christmas Market Sebagai Penggerak Ekonomi Saat Musim Dingin

Christmas Market Sebagai Penggerak Ekonomi Saat Musim Dingin

Christmas Market dinilai mampu jadi penggerak ekonomi saat musim dingin. Hal itu tercermin lewat hadirnya Pasar Natal bergaya Jerman pertama kali dingin Inggris pada 1982 di Lincoln kemudian di Birmingham pada 1997.

Sejak saat itu, tren ini berkembang pesat dan jadi bagian penting dari ekonomi musim dingin. Data pada 2015-2017 menunjukkan bahwa pengunjung di Christmas Market Inggris melakukan total pembelanjaan mencapai lebih dari £500 juta atau sekitar Rp9 triliun (dengan asumsi kurs £1 = Rp18.000).

Saat ini jutaan orang menikmati Christmas Market yang kas dengan kios kayu bergaya Bavaria yang meriah di kota mereka. Bahkan, ada perusahaan yang melihat peluang ini dengan menyediakan tur bus ke Jerman agar wisatawan dapat mengunjungi beberapa pasar Natal atau Christmas Market sekaligus dalam satu perjalanan.

BACA JUGA:

Itu tadi sejarah panjang dan perjalanan Christmas Market yang sampai saat ini masih terus dilestarikan.

Justina Nur Landhiani

Justina Nur Landhiani

Lihat semua artikel

Related Stories