Maksimalkan Pungutan Pajak Pusat dan Daerah, DJP dan Pemda Perkuat Kolaborasi

Direktorat Jenderal Pajak menggandeng 86 Pemda untuk mengoptimalkan pungutan pajak pusat dan daerah dengan melakukan perjanjian kerja sama (PKS) (DJP)

Jakarta, Balinesia.id – Dalam memaksimalkan pungutan pajak pusat dan daerah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan 86 pemerintah daerah (pemda) memperkuat kolaborasi dengan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS).

Upaya optimalisasi pemungutan pajak pusat dan daerah tahap IV melalui penandatanganan Perjanjian Kerja 
Sama (PKS) tripartit dengan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) dan 86 pemerintah daerah (pemda) hari ini, Kamis (15/9/2022).

Melalui penandatanganan PKS di Kantor Pusat DJP secara  daring itu bertujuan untuk mengoptimalkan pertukaran dan pemanfaatan data perpajakan, data perizinan, dan 
penyampaian data informasi keuangan daerah.

Tujuan lainnya, mengoptimalkan pelaksanaan pengawasan wajib pajak bersama dan pemanfaatan kegiatan 
peningkatan pelayanan kepada masyarakat di bidang perpajakan.

DJP, DJPK, dan pemda juga bersepakat  melakukan pendampingan dan dukungan kapasitas di bidang 
perpajakan demi meningkatkan kapabilitas aparatur.

Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo dalam sambutannya mengatakan,
saatnya untuk bergerak ke depan bersama-sama.

"Sinergi untuk peningkatan apa yang 
sangat diperlukan, yaitu pembangunan nasional, karena APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara) dan APBD (Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah) tujuan akhirnya 
sama, untuk pembangunan nasional," tutur Suryo Utomo dalam keterangan tertulis.


Pihaknya berharap dapat menerima sumber data penting untuk pengawasan kepatuhan pajak antara lain data kepemilikan dan omzet usaha, izin mendirikan  bangunan, usaha pariwisata, usaha pertambangan, usaha perikanan, dan usaha perkebunan.

Sebaliknya, pemda juga akan menerima data perpajakan dari DJP untuk kepentingan pengawasan daerah.

Sesuai namanya yaitu tahap IV, penandatanganan kerja sama ini bukan kali pertama dilakukan.

Perjanjian sebelumnya telah dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu tahap I pada 2019 pilotting 7 kota di 7 provinsi, tahap II pada 2020 dengan 78 pemda, dan tahap III pada 2021 dengan 83 pemda (84 pemda ikut seremoni tahap III tetapi satu pemda gagal mengumpulkan berkas PKS) sehingga total sampai saat ini ada 254 pemda yang telah bersinergi.

Beberapa capaian dari kerja sama selama ini yakni telah dilakukan pengawasan bersama dengan penerbitan Daftar Sasaran Pengawasan Bersama (DSPB) sebanyak 6.745 wajib pajak dengan 152 pemda.

Klasifikasi Lapangan Usaha atas DSPB paling banyak berada pada sektor penyediaan akomodasi, makanan, dan minuman dengan persentase 54%, kegiatan 
jasa lainnya (19%), perdagangan besar dan eceran (14%), real estate dan konstruksi (4%), kebudayaan, hiburan, dan rekreasi (3%), dan lain-lainnya (6%).

Sebagai tindak lanjut pengawasan oleh pemda, telah diberikan persetujuan izin pembukaan data perpajakan oleh 
Menteri Keuangan terhadap wajib pajak dalam DSPB tersebut.

Dilaksanakan juga, Bimbingan Teknis Pengawasan dan Pemeriksaan kepada 18 pemda, kegiatan penyuluhan bersama, serta Diklat Penagihan terkait Juru Sita bagi aparatur dari 21 pemda yang diselenggarakan DJPK.

DJP berharap kolaborasi ini dapat segera diikuti seluruh pemda untuk mengatasi tantangan pemungutan pajak pusat dan daerah, di antaranya potensi korupsi, keterbatasan sumber daya manusia, serta tantangan pemadanan data. ***
 

Tags suryo utomoBagikan

Related Stories