Lomba Mawirama untuk Lestarikan Keluhuran Nusantara

Panitia Lomba Kakawin dan para pemenang berfoto bersama. (Istimewa)

Denpasar, Balinesia.id – Sebanyak 14 pasang pemuda pencinta budaya Bali ambil bagian dalam gelaran Lomba Mawirama (Kakawin) yang digelar Himpunan Mahasiswa Program Studi Sastra Jawa Kuno Fakultas Ilmu Budaya (Himawan FIB) Unud, Selasa, 7 Desember 2021.

Selain untuk memeriahkan HUT ke-11 Himawan dan HUT ke-63 Prodi Sastra Jawa Kuno Unud, lomba tersebut juga disajikan sebagai upaya melestarikan nilai-nilai luhur Nusantara yang terpendam dalam sastra Jawa Kuno.

Koordinator Program Studi Sastra Jawa Kuno Unud, Dr. Drs. I Ketut Jirnaya, M.S., mengatakan bahwa nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur Nusantara banyak di antaranya disimpan dalam sastra Jawa Kuno, salah satunya dalam kakawin atau puisi Jawa Kuno. Bahkan, para ahli banyak menyebut bahwa jenis karya sastra klasik yang diduga telah ada sejak abad ke-9 itu sebagai karya sastra yang unggul karena nilai-nilai yang ditanamkan dan estetikanya.

Kakawin merupakan sebuah karya sastra yang memiliki nilai unggul, dari masa lalu hingga sekarang kakawin masih menempati posisi khusus di kalangan pencinta sastra tradisional, khususnya di Bali,” katanya.

Oleh karena itulah pihaknya, melalui mahasiswa kemudian menginisiasi lomba tersebut. Adapun lomba itu sejatinya adalah program tahunan yang tidak pernah absen digelar, meski dalam suasana pandemi. “Melalui kegiatan ini, kita telah menjaring generasi muda untuk bersama-sama melestarikan bahasa Jawa Kuno melalui kakawin,” katanya.

Sementara itu, Ketua Himawan FIB Unud, Ida Bagus Pradnyana Mahardika didampingi Ketua Panitia HUT ke-11, I Gusti Agung Laksmi Dewi, mengatakan bahwa kegiatan tahun ini mengambil tema “Sastra Suluhing Bhuana” yang bermakna sastra sebagai pelita dunia. Melalui tema itu pun pihaknya berharap peneladanan nilai-nilai yang ada di dalam sastra dapat mengurai masalah di masyarakat, termasuk dalam suasan pandemi Covid-19 ini.

Seiring dengan kondisi, pada tahun sebelumnya pihaknya pernah membuat lomba secara daring. Setelah kondisi sosial membaik, tahun ini lomba kembali digelar secara luring, namun dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. “Minat peserta lebih tinggi ketika lomba diadakan secara offline, hal ini kemungkinan karena ada perasaan berbeda ketika mengikuti lomba melalui rekaman dan langsung, taksu lebih terasa saat kegiatan langsung,” kata dia.

Adapun dewan juri dalam lomba tersebut merupakan para dosen dan dosen purna bakti Sastra Jawa Kuno Unud. Mereka adalah Dr. Drs. I Nyoman Sukartha, M.Hum., Dr. Drs. I Ketut Jirnaya, M.S., dan Putu Ari Suprapta, S.S., M. Hum. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories