KKP Dorong Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Terapkan Konsep 'Blue Economy' dan Efisiensi

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mMendorong pengembangan investasi dan bisnis perikanan dengan tetap menjaga lingkungan tetap lestari.

Jakarta, Balinesia.id - Kementerian Kelautan dan Perikanan terus berupaya bisa mewujudkan pemanfaatan sumber daya ikan yang terukur adalah dengan menerapkan konsep blue economy, mengedepankan efisiensi.

Selama pandemi Covid-19, Kementerian Kelautan dan Perikanan terus menjaga agar sektor kelautan dan perikanan tetap menggeliat untuk mendorong perekonomian di tingkat daerah maupun nasional bisa tumbuh.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan itu saat turut hadir secara virtual dalam dialog publik tersebut, mengapresiasi langkah KNTI dalam mengawal pembangunan di sektor kelautan dan perikanan.

"Sinergi dari semua pihak menurutnya merupakan kebutuhan yang tak bisa ditawar," tegas dia, Rabu 7 Juli 2021.

"Mendorong pengembangan investasi dan bisnis perikanan dengan tetap menjaga lingkungan tetap lestari," urai Menteri Trenggono.

Pihaknya mengambil langkah strategis dalam memenuhi ketersediaaan BBM bersubsidi bagi para nelayan, serta bagaimana mengoptimalkan operasional stasiun pengisian bahan bakar umum Nelayan.

Langkah-langkah tersebut tentunya juga untuk mendorong nelayan Indonesia semakin produktif untuk peningkatan kesejahteraan.

Langkah strategis dimaksud dilakukan bersama BPH Migas, Pertamina dan Pemda terkait untuk penyederhanaan regulasi penyaluran BBM bersubsidi, revitalisasi stasiun pengisian bahan bakar umum Nelayan yang tidak operasional, dan digitalisasi penerbitan rekomendasi penyaluran BBM Bersubsidi.

"Demikian pula jumlah stasiun pengisian bahan bakar umum Nelayan yang akan terus kita tambah seiring dengan peningkatan penerimaan dari PNBP kita," pungkas Trenggono.

Dipihak lain, hasil Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), menunjukkan sebagian besar nelayan tradisional mengaku hasil tangkapan seluruhnya terserap pasar.

Diketahui, survei KNTI terkait tingkat keterjualan hasil tangkapan menyasar 5.292 responden nelayan di 25 wilayah di Indonesia.

Ketua Umum KNTI Riza Damanik dalam dialog publik secara daring menjelaskan, waktu pengumpulan data berlangsung selama satu bulan sejak April hingga Mei 2021.

Kata dia, hasil survei menujukkan bahwa 78,43 persen produksi tangkapan nelayan seluruhnya terjual.

"Temuannya ekonomi nelayan kita di tahun 2021 ini sudah mulai membaik. Itu ditandai dengan normalisasi ekonomi nelayan yang terlihat dari peningkatan keterjualan hasil tangkapan," imbuhnya. (roh)
 


Related Stories