KKP Bukukan Neraca Perdagangan Sektor KP Surplus Rp27 Triliun

Secara kumulatif, nilai ekspor produk perikanan pada Januari–Mei, mencapai USD2,1 miliar. Angka ini naik 4,94% dibanding periode yang sama tahun 2020.

Jakarta, Balinesia.id - Neraca perdagangan sektor kelautan dan perikanan mengalami surplus sebesar USD1,9 miliar atau setara dengan Rp27 triliun.

Angka ini naik 3,72% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Dengan demikian, KKP mencatatkan kinerja positif selama 5 bulan awal 2021.

Secara kumulatif, nilai ekspor produk perikanan pada Januari–Mei, mencapai USD2,1 miliar. Angka ini naik 4,94% dibanding periode yang sama tahun 2020.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Artati Widiarti menyampaikan itu saat melihat data BPS 480 kode HS 8 digit produk perikanan, di Jakarta, Senin, (28/6/2021).

"Ini suatu hal yang patut kita syukuri dan membuat kita semakin yakin bahwa sektor kelautan dan perikanan bisa menjadi pengungkit ekonomi di masa pandemi," kata Artati dalam siaran pers.

Dia mengungkapkan jajarannya berperan aktif dalam peningkatan ekspor antara lain melakukan komunikasi dengan Perwakilan RI di berbagai negara guna memfasilitasi kebutuhan para eksportir.

Selain itu,  juga memastikan hambatan dan permasalahan ekspor dapat diminimalisir dengan antisipasi dan komunikasi lintas otoritas kompeten terutama di pasar Tiongkok dan AS

Salah satu yang krusial adalah memastikan kepatuhan para pelaku usaha dalam pemenuhan Seafood Import Monitoring Program (SIMP) yang dipersyaratkan oleh AS. Pembinaan tentunya dilakukan secara terus menerus.

Khususnya masih dalam situasi pandemi ini, kami intensifikasi virtual business matching dan promosi produk KP dengan dukungan Perwakilan RI di luar negeri.

Disisi lain, untuk lebih menyinergikan kebutuhan domestik sesuai kondisi terkini, salah satunya adalah dengan melakukan intervensi dan kordinasi mengenai efisiensi transportasi ekspor langsung.

Cakupannya adalah kontinyuitas transportasi ke negara ekspor, serta terbangunnya fasilitas dan dukungan di Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT).

Tingginya nilai ekspor berasal dari komoditas utama meliputi udang yang menyumbang sebesar USD865,9 juta atau 41,0% terhadap total nilai ekspor total. Selanjutnya tuna–cakalang–tongkol sebesar USD269,5 juta atau 12,7% dari total nilai ekspor dan cumi–sotong–gurita sebesar USD223,6 juta atau 10,6% dari total nilai ekspor.

Disusul rajungan–kepiting sebesar USD191,5 juta (9,1%), rumput laut sebesar USD115,1 juta (5,4%) dan layur sebesar USD38,0 juta (1,8%).

Adapun negara tujuan ekspor utama adalah Amerika Serikat (AS) sebesar USD 934,1 juta atau 44,2% terhadap total nilai ekspor total disusul Tiongkok sebesar USD311,2 juta (14,7%), dan negara-negara ASEAN sebesar USD230,7 juta (10,9%).

Kemudian, Jepang sebesar USD225,1 juta (10,6%), Uni Eropa sebesar USD102,0 juta (4,8%), dan Australia sebesar USD45,1 juta (2,1%).

"Peningkatan nilai ekspor Indonesia didorong adanya peningkatan permintaan di beberapa negara tujuan ekspor utama, terutama di pasar AS," urai Artati. (roh)


Related Stories