Feature
Kenali Apa Itu Penjara El Salvador, Tempat Trump Mengirim Ratusan Imigran Venezuela

JAKARTA- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mendeportasi ratusan imigran Venezuela yang diduga merupakan anggota geng Tren de Aragua. Namun, alih-alih dikembalikan ke negara asal, mereka justru ditempatkan di salah satu penjara terbesar dan paling keras di El Salvador.
Kedatangan para imigran ini merupakan bagian dari kesepakatan di mana pemerintahan Trump membayar pemerintahan Presiden Nayib Bukele sebesar US$6 juta untuk layanan selama satu tahun.
Bukele dikenal karena pendekatannya yang tegas terhadap kejahatan, menjadikan penjara-penjara dengan tingkat keamanan tinggi di Amerika Tengah sebagai simbol perjuangannya. Pada tahun 2023, ia meresmikan Pusat Penahanan Terorisme (CECOT), yang menjadi tempat penampungan bagi para imigran tersebut pada akhir pekan.
Meskipun seorang hakim federal sempat mengeluarkan perintah untuk menghentikan sementara deportasi, Trump tetap melaksanakannya. Ia menggunakan aturan deklarasi perang dari abad ke-18 sebagai dasar hukum dalam menargetkan anggota geng asal Venezuela.
- QLola by BRI Bantu Kelola Keuangan Korporasi, Volume Transaksi Tembus Rp8.400 Triliun
- Jelang Mudik Lebaran, Pastikan 5 Barang Ini Tidak Anda Simpan di Mobil
- Menguak Ancaman di Balik Kembalinya Dwifungsi ABRI
Apa itu CECOT?
Bukele memerintahkan pembangunan penjara raksasa tersebut saat ia memulai kampanye melawan geng-geng El Salvador pada Maret 2022. Penjara itu dibuka setahun kemudian di kota Tecoluca. Sekitar 72 kilometer di timur ibu kota.
Sebagaimana dilaporkan Associated Press Senin 17 Maret 2025, fasilitas ini memiliki delapan paviliun yang luas dan dapat menampung hingga 40.000 narapidana. Setiap sel dapat menampung 65 hingga 70 narapidana.
Narapidana CECOT tidak menerima kunjungan dan tidak pernah diizinkan keluar. Penjara tidak menawarkan lokakarya atau program pendidikan untuk mempersiapkan mereka kembali ke masyarakat setelah menjalani hukuman.
Kadang-kadang, narapidana yang telah memperoleh kepercayaan dari petugas penjara memberikan ceramah motivasi. Narapidana duduk berjejer di koridor di luar sel untuk mendengarkan ceramah atau dipandu melalui latihan di bawah pengawasan penjaga.
Menteri Kehakiman Bukele mengatakan bahwa mereka yang ditahan di CECOT tidak akan pernah kembali ke komunitas mereka.
- Pasukan Rusia Maju di Kursk dan Berlindung di Belakang Pasukan Ukraina
- Perkasa di Papan Pemantauan Khusus, Market Cap DCII Tempel BMRI dan AMMN
- ANTM Pimpin Penguatan 8 Saham, LQ45 Hari Ini 11 Maret 2025 Ditutup Melemah di 732,03
Berapa Banyak Tahanan di Penjara El Salvador?
Pemerintah tidak memperbarui angka tersebut secara berkala, tetapi organisasi hak asasi manusia Cristosal melaporkan bahwa pada bulan Maret 2024 El Salvador memiliki 110.000 orang di balik jeruji besi.
Mereka termasuk yang dijatuhi hukuman penjara dan mereka yang masih menunggu persidangan. Jumlah tersebut lebih dari dua kali lipat dari 36.000 narapidana yang dilaporkan pemerintah pada bulan April 2021. Setahun sebelum Bukele meningkatkan perlawanannya terhadap kejahatan.
Cristosal dan pendukung lainnya menuduh pihak berwenang melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Cristosal melaporkan tahun lalu sedikitnya 261 orang tewas di penjara El Salvador selama penumpasan geng. Kelompok tersebut dan kelompok lainnya telah mengutip kasus-kasus penyiksaan, penyiksaan, dan kurangnya perhatian medis.
Mengapa Imigran Dikirim ke CECOT?
Para migran dideportasi setelah Trump mengumumkan Undang-Undang Musuh Asing tahun 1798 yang hanya digunakan tiga kali dalam sejarah Amerika. Undang-undang tersebut mengharuskan presiden untuk menyatakan Amerika dalam keadaan perang. Ini memberinya kewenangan luar biasa untuk menahan atau mendeportasi warga negara asing yang seharusnya dilindungi berdasarkan hukum imigrasi atau hukum pidana. Trump mengklaim geng Tren de Aragua menginvasi Amerika dengan menggunakan kewenangan masa perang.
Tren de Aragua bermula dari penjara yang terkenal tidak memiliki hukum di Venezuela. Anggota mereka menyertai eksodus jutaan warga Venezuela. Mereka sebagian besarnya mencari kondisi kehidupan yang lebih baik setelah ekonomi negara mereka hancur dekade lalu.
Pemerintahan Trump belum mengidentifikasi migran yang dideportasi. Dia tidak memberikan bukti apa pun bahwa mereka sebenarnya adalah anggota Tren de Aragua atau bahwa mereka melakukan kejahatan apa pun di Amerika.
Video yang dirilis oleh pemerintah El Salvador hari Minggu 16 Maret 2025 menunjukkan orang-orang keluar dari pesawat menuju landasan pacu bandara yang dipenuhi petugas dengan perlengkapan anti huru hara. Orang-orang yang tangan dan kakinya diborgol, berjuang untuk berjalan saat petugas menekan kepala mereka ke bawah agar mereka membungkuk di bagian pinggang.
Video tersebut juga memperlihatkan para pria tersebut diangkut ke CECOT dalam konvoi bus besar yang dijaga oleh polisi dan kendaraan militer serta sedikitnya satu helikopter. Para pria tersebut terlihat berlutut di tanah saat kepala mereka dicukur sebelum mereka berganti ke seragam penjara serba putih.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Amirudin Zuhri pada 18 Mar 2025