Kembangkan Desa Wisata, Desa Ngis Minta Pendampingan Berkelanjutan

Seorang penduduk Desa Ngis tengah menganyam tikar pandan yang merupakan salah satu potensi yang dimiliki Desa Ngis, Karangasem.

KARANGASEM  – Masyarakat Desa Ngis, Kecamatan Manggis, Karangasem tengah fokus mengembangkan desanya menjadi desa wisata. Berbagai potensi yang dimiliki, mulai dari dari kerajinan hingga destinasi wisata alam mulai dikelola guna mewujudkan cita-cita tersebut.

Perbekel Desa Ngis, I Made Parwata, mengatakan pengembangan desa wisata memang tengah menjadi program prioritas pihaknya. Arah kebijakan pembangunan desa itu pun sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong setiap desa mampu memanfaatkan dana desa untuk pengembangan desa wisata.

“Masyarakat desa kami tahun ini tengah membangun akses jalan menuju tempat wisata yang kami beri nama Bukit Bulgari. Ke depan, akan dibangun fasilitas pendukung serta manajemen pengelolaannya,” katanya di tengah-tengah kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Lembaga Penelian dan Pengabdian kepada Masyarakat atau LPPM Universitas Udayana, Sabtu (12/12).

Ia menjelaskan, selain adanya potensi objek wisata alam, di desa tersebut juga terdapat potensi lain yang nantinya akan diarahkan untuk menunjang program desa wisata. Potensi yang dimaksud adalah potensi kerajinan tikar pandan yang banyak diproduksi masyarakat dan potensi komoditas tanaman unggulan berupa kakao.

“Hampir 65 persen lahan di desa kami ditanami kakao, namun masyarakat masih mengalami kesulitan dalam pengelolaan, pemasaran, hingga pemeliharaannya,” terangnya.

Persoalan itu membuat pihaknya tidak cukup maksimal memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Oleh karenanya, Parwata berharap ke depan akan diberikan pendampingan yang berkelanjutan oleh LPPM Unud.

“Kami berharap dengan pendampingan dari LPPM Universitas Udayana dapat membantu kami mengembangkan Desa Ngis sebagai desa wisata, termasuk juga pembuatan master plan. Kami juga menyambut baik nantinya ada mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata, red) di desa kami agar kami juga dibantu mengembangkan desa,” harapnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua LPPM Universitas Udayana, Prof. I Gde Rai Maya Temaja, mengatakan pihaknya ke depan siap memberi pendampingan berkelanjutan kepada masyarakat untuk mengembangkan desa wisata, termasuk pengelolaan budidaya komoditas unggulan desa tersebut.

“Tentu pendampingan kami tidak hanya sampai hari ini saja. Pendampingan tetap akan kami lakukan dengan kerjasama lebih lanjut dalam perancangan master plan desa wisata, melalui pengabdian LPPM kami selanjutnya, maupun KKN,” kata Rai Temaja.

Lebih jauh dijelaskan, program pengabdian kepada masyarakat pada kesempatan itu diisi dengan pelayanan kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan ternak/hewan, pendampingan desa wisata, serta pendampingan penataan lingkungan berbasis tanaman upakara.

 “Walaupun sedang dalam keadaan pandemi, namun kita tetap melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam jumlah terbatas dengan grup-grup kecil. Jadi, kita menyebar serta tidak lupa mengikuti protokol kesehatan,” ucapnya.

Pelayanan kesehatan masyarakat dilakukan dengan mengajak masyarakat cek kesehatan di Kantor Desa Ngis. Jarak antar masyarakat yang melakukan cek kesehatan diatur sesuai protokol kesehatan, wajib masker dan cuci tangan, serta penggunaan alat pelindung diri bagi petugas medis.

Adapun pelayanan kesehatan ternak/hewan dilakukan dengan mengunjungi rumah-rumah warga untuk memberikan pendampingan pemeliharaan ternak/hewan yang baik. Sedangkan, Tim LPPM Universitas Udayana turut menyiapkan tanamanan upakara untuk ditanam di sejumlah titik di wilayah desa.

Bagikan

Related Stories