Kemas Sastra Jawa Kuno Jadi Kekinian

Cuplikan salah satu video kreatif yang ikut serta dalam Lomba Video Edukasi Sastra Jawa Kuno serangkaian HUT ke-10 Himawan FIB Unud

DENPASAR – Sastra Jawa Kuno atau yang lebih dikenal sebagai sastra Kawi merupakan jenis kesusastraan tradisional Nusantara yang menyimpan beragam kearifan universal. Namun, wujudnya yang bersifat tradisi sering dianggap kolot, padahal nilai-nilainya sangat relevan digunakan sebagai cermin hidup.

Menyadari fenomena tersebut, Himpunan Mahasiswa Sastra Jawa Kuno Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana (Himawan FIB Unud) mencoba mengemas nilai-nilai kearifan sastra Jawa Kuno pada bentuk lebih kekinian dalam format video yang dilombakan pada HUT ke-10 Himawan FIB Unud.

Ketua Himawan FIB Unud, I Gede Wahyu Adiputra, di sela-sela penilaian Lomba Video Edukatif Sastra Jawa Kuno di kampus FIB Unud, Denpasar, Selasa (17/11/2020) menjelaskan tujuan pelaksanaan kegiatan itu tidak lain untuk memperluas ruang apresiasi terhadap sastra yang diduga mulai eksis sejak abad ke-9 di Jawa itu. “Tujuannya lebih apresiasi, agar sastra Jawa Kuno yang memiliki nilai luhur itu tidak tenggelam,” katanya.

Menurutnya, nilai-nilai yang tersimpan dalam sastra Jawa Kuno tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk membangun karakter, namun juga ke arah kreatif yang bisa berimbas ekonomi. “Kuncinya pad acara mengkemasnya seperti apa. Oleh karena itulah tahun ini kami mengangkat tema ‘sastra suluh nikang jnana’ yang artinya dengan penerangan sastra, mencerminkan kecemerlangan intelektual,” ucap mahasiswa semester V ini.

Sementara itu, Ketua Program Studi Sastra Jawa Kuno, Dr. Drs. I Ketut Jirnaya, M.S., menyatakan apresiasinya atas upaya mahasiswa yang kreatif dan inovatif menyiarkan kearifan sastra Jawa Kuno meski dalam kondisi pandemi Covid-19. Akademisi asal Desa Les, Tejakula, Buleleng ini pun meyakini upaya alih wahana yang dilakukan dapat memberi manfaat pada masyarakat luas.

“Saat ini alih wahana sangat diperlukan, apalagi bagi sastra Jawa Kuno yang kaya falsafah hidup, tapi masih dianggap kuno oleh masyarakat. Oleh karena itu, pilihan kita satu-satunya hanya mengikuti perkembangan zaman, mengikuti teknologi yang ada. Jadi, wujudnya boleh berubah, tapi nilainya tetap sama,” katanya.

Menurutnya, upaya-upaya alih wahana sejatinya sudah diterapkan sejak dahulu kala untuk menjelaskan hal-hal yang bersifat filkosofi. Langklah alih wahana ini pulalah yang kemudian melahirkan ragam kesenian seperti seni pertunjukkan, seni lukis, hingga wayang.

“Wahyu Weda yang filosofis itu misalnya, oleh para resi penerima wahyu diterjemahkan dalam bentuk wiracarita, sehingga lebih mudah dipahami oleh umat. Itu sekarang yang juga kita tempuh, agar nilai-nilai kehidupan yang luhur tetap eksis,” ucap Jirnaya.

Meski digelar perdana, lomba video kreatif Himawan FIB Unud direspon cukup baik oleh masyarakat. Tercatat ada 8 peserta yang mengirimkan video kreatif bernuansa sastra Jawa Kuno. Selain itu, penyelenggara juga menggelar lomba mawirama atau makakawin yang digelar secara virtual.

Bagikan
Bambang Susilo

Bambang Susilo

Lihat semua artikel

Related Stories