Karya-karya Wianta Diproyeksi Hadir di Museum Digital

GIANYAR – I Made Wianta, perupa kondang Bali berpulang pada 13 November 2020 lalu. Sepeninggalnya, berbagai kini diwariskan kepada pecinta seni rupa Bali.

Selain yang dikoleksi di galeri-galeri dan museum ternama, sejumlah karya sang maestro juga masih disimpan di studio miliknya. Terkait keberadaan hal tersebut, pertanyaan pun muncul, akan diapakan karya-karya perupa yang pernah memperdalam ilmu keseniannya di Belgia itu.

Istri sang maestro, Intan Kirana Wianta, membeberkan rencana yang akan dilakukan pihaknya mengabadikan karya-karya Wianta. “Memang banyak sekali yang bertanya kepada saya, ke mana nanti kami bawa karya-karya bapak yang sangat banyak,” kata Intan di Komaneka Gallery Keramas, Minggu (20/12/2020).

Ia menyadari, keberadaan ruang untuk mengapresiasi karya sang maestro memang sangat diperlukan, utamanya terkait informasi dan edukasi proses kreatifnya. Namun, untuk membangun museum disadarinya bukanlah perkara yang mudah. Perlu dilakukan perhitungan yang matang untuk menjaga koleksi yang ada di museum tersebut.

“Beliau semasa hidupnya ingin sekali membuat museum digital, mungkin inilah yang nanti akan kita tempuh untuk bisa mengabadikan karya-karya beliau,” terangnya.

Selain wacana pembangunan museum digital, karya-karya Wianta juga akan dapat dinikmati di galeri-galeri seni. “Nanti juga akan ada karya yang kita display di galeri-galeri,” tambahnya.

Pada penghujung tahun 2020, 19 karya Wianta dapat dinikmati di Komaneka Gallery Keramas, Gianyar. Pameran yang dibuka Minggu (20/12/2020) akan dibuka secara publik, namun terbatas lantaran suasana pandemi Covid-19.

Karya-karya yang dipamerkan dalam pameran itu mengungkap proses kreatif perupa kelahiran Tabanan 71 tahun silam. Karya tertua yang dipamerkan adalah seri Periode Karangasem yang dilukis tahun 1978, sedangkan yang termuda tercatat hasil karya di tahun 2015.