Baliview
Kahmi Badung Gelar Dialog Kebangsaan, Saatnya Akhiri Politik Identitas
Mangupura - Negara Kesatuan Republik Indonesia telah bersepakat dengan dasar negara Pancasila sehingga mestinya sudah tidak ada lagi politik identitas.
Meski saat ini, Indonesia dalam keadaan aman namun Kecintaan terhadap negara harus didengungkan terus-menerus meski Indonesia sedang berada dalam posisi aman.
Dosen FISIP dan Pasca Sarjana Universitas Warmadewa Denpasar, Dr. Drs. AA Oka Wisnumurti, M.Si, Wisnumurti generasi milenial jangan melupakan tempat di mana lahir. Menurut dia, yang harus dipelajari dari sekarang adalah pasar ke depan, supaya tidak kalah saing dengan negara-negara lain.
“Perang sekarang ini bukan lagi dengan senjata, melainkan perang logika di dunia maya. Perang melawan hoaks adalah ancaman nyata di depan kita. Karenanya, kata dia, dengan bela negara penting mengetahui kualitas sumber daya manusia,” tandasnya dalam diskusi bertajuk “Membentuk Manusia Unggul Melalui Bela Negara”, di ruang Kriya Gosana, Lt 3 Kantor Bupati Badung, Kamis (27/2/2020).
Ia menambahkan, ketika sepakat NKRI, itu artinya secara implisit mengakui perbedaan. “Maka berhenti bicara politik identitas, sudahlah kita orang Indonesia mari saling menghormati. Jangan mau nolong orang, tanya KTP dulu,” imbuhnya.
Diskusi diselenggarakan Majelis Daerah (MD) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Badung dalam menyikapi isu bela negara yang kembali mengemuka di tengah krisis kebangsaan yang ditandai sarat pertempuran dunia maya saat ini.
Selain Wisnumurti, diskusi juga menghadirkan dua narasumber lainnya, yaitu Kasat Intel Polres Badung AKP I Nyoman Sumantara mewakili Kapolres Badung dan Perwira Penghubung Kodim 1611/Badung Mayor I Putu Suardana mewakili Dandim Badung, dengan moderator M. Ruslan, yang juga Ketua MD KAHMI Kota Denpasar.
Diskusi dibuka Kepala Kesbangpol Kabupaten Badung, Nyoman Suwendi. Di hadapan mahasiswa dan Ormas, Wisnumurti dalam pemaparannya menyatakan, Indonesia semakin kalah dengan negara tetangga seperti Vietnam dan Malaysia.
“Vietnam ancaman kita luar biasa. Singapura memanfaatkan gadget untuk informasi. Sepak bola Vietnam bagus, Indonesia dikalahkan. Malaysia jangan ditanya. Malaysia belajar sama kita, SDM kita unggul, luar biasa namun kita sering kehilangan karakter seperti orang Bali tidak tahu kawitan. Untuk itu, masyarakat Indonesia terutama generasi muda harus kembali kepada jati diri,” ucapnya.
Kasat Intel Polres Badung AKP I Nyoman Sumantara memaparkan kehidupan yang majemuk dengan akar toleransi yang kuat merupakan bagian dari mempertahankan NKRI.
“Negara kita Indonesia beragam. Saya yang pernah bertugas di berbagai daerah, merasakan keberagaman tersebut, itu merupakan kunci dalam bela negara,” paparnya.
Sementara itu, Mayor I Putu Suardana menerangkan, sebagai anak bangsa, pemuda harus memiliki ketahanan budaya, tidak boleh meniru budaya orang lain yang negatif seperti penampilan, cara berpakaian yang kemudian itu tidak mencerminkan budaya bangsa.
Ketua MD KAHMI Badung, Rohmat, menyatakan diskusi bela negara mesti terus digelorakan sebagai tantangan kebangsaan yang semakin runyam.
Sedangkan Ali Fauzi, yang mewakili Presidium KAHMI Bali menyatakan diskursus bela negara selalu menarik menjadi wacana. “Dalam Islam disiratkan dalam hadist hubbul wathan minam iman, bahwa cinta Tanah Air itu bagian dari iman,” ungkap Fauzi.
