Jurnalis Senior Terbitkan Buku Rekam Jejak Musik Pop Bali

Denpasar - Sebuah buku rekam jejak musik pop Bali lahir dari tangan wartawan senior, I Made Adnyana. Buku berjudul "Kéné Kéto Musik Pop Bali" memberikan gambaran yang relatif komprehensif tentang seluk-beluk musik pop Bali yang mulai muncul sejak tahun 1960-an silam.

Memiliki tebal sekitar 160 halaman, buku ini dibagi dalam 12 bab. Pada setiap bab dibicarakan berbagai persoalan musik pop Bali, mulai dari formulasi definisi musik pop Bali, perkembangannya dari masa ke masa, hingga daya tahan musik Bali menghadapi perubahan zaman.

Penulis buku, I Made Adnyana, menuturkan musik pop Bali sejatinya mulai berkembang sejak tahun 1960-an, kemudian mulai masuk rekaman dan disebarluaskan pada kisaran tahun 1970.

"Album 'Kusir Dokar' yang dirilis band Putra Dewata menjadi tonggak awal industri musik pop Bali. Walaupun hingga saat ini masih muncul silang pendapat apa itu musik pop Bali dan mana yang bisa disebut musik pop Bali," katanya dalam peluncuran buku tersebut di bilangan Kesiman Kertalangu, Denpasar, Selasa (9/9/2020).

Menurut jurnalis yang intens mengamati musik dan film ini, perkembangan musik pop Bali sangat menarik untuk ditelisik. Selama lebih dari setengah abad berjalan, musik pop Bali kini telah menjemla begitu progresif dalam berbagai genre. Musisi pop Bali pun sangat beragam, yang telah membentuk sejumlah lapisan generasi.

"Buku ini juga menyajikan komentar sejumlah perintis musik pop Bali. Selain itu juga dimunculkan kiprah para pencipta lagu pop Bali, perusahaan rekaman lagu pop Bali yang kini tinggal nama, politisi, dan dokter yang ikut rekaman lagu pop Bali, hingga bagaimana musik pop Bali di era milenial," jelas sosok yang telah terjun ke dunia jurnalistik sejak 1998 ini.

Lebih jauh, Adnyana menuturkan bahwa awalnya buku tersebut didedikasikan untuk merespons Penghargaan Bali Jani Nugraha 2019 kategori Pengabdi Kritik Musik dan Film yang diterimanya pada 2019 dari Pemerintah Provinsi Bali. Namun, di luar dugaan, buku yang awalnya dirancang hanya dicetak terbatas mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Akhirnya, buku tersebut kembali dicetak untuk kedua kalinya, kemudian diedarkan secara luas.

Sastrawan yang juga seorang penulis, Gde Aryantha Soethama, menilai buku ini sebagai buku yang menarik. Sebab, sangat jarang, bahkan tidak ada buku atau tulisan yang secara intens memberi perhatian pada musik pop Bali.

"Kalau musik tradisional Bali banyak yang memperhatikan dan menulisnya, tapi kalau buku khusus tentang musik pop Bali belum ada sebelumnya. Pak Adnyana ini mahkluk langka, karena penulis musik pop Bali itu langka," katanya.

Sambutan yang hangat atas kelahiran dokumen penting dalam sejarah musik pop Bali ini turut disampaikan oleh musisi senior pop Bali, Yan Bero. "Kita perlu beri apresiasi karena beliau sangat aktif menulis musik pop Bali sejak dulu. Sehingga, menurut saya pribadi, beliau layak disebut pahlawan musik pop Bali," sanjungYan Bero.

Hal senada dinyatakan seniman Bali, Gus Martin. Ia yang juga seorang jurnalis senior mengatakan bahwa materi-materi yang menyusun buku tersebut sejatinya telah disiapkan cukup lama oleh penulis.

"Saya tahu Adnyana sudah menyiapkannya cukup lama, dan saya tahu dan yakin, buku ini akan diterbitkan. Jadi, membuat buku itu tidaklah gampang. Menulis itu sulit, tidak gampang, apalagi buku manis yang isinya luar biasa," katanya sembari bersepakat Made Adnyana dinobatkan sebagai pahlawan musik pop Bali.

Bagikan
Bambang Susilo

Bambang Susilo

Lihat semua artikel

Related Stories