Budaya
Jaga Bara Kreativitas dan Perjuangan melalui “Danumaya”
DENPASAR – Memasuki akhir 2020, album musikalisasi puisi “Danumaya” karya sastrawan Moch Satrio Welang akhirnya dirilis. Kini, sembilan karya yang disatukan dalam album tersebut dapat dinikmati secara virtual melalui platform Sound Cloud.
Moch Satrio Welang, Sabtu (19/12/2020) menjelaskan bahwa “Danumaya” telah digarapnya sejak pertengahan 2019. Album ini pun menjadi album ketiga teater tersebut, setelah sebelumnya lahir album “Taman Bunga” (2013) dan “Bulan dan Matahari” (2016).
Kata “Danumaya” dipilih sebagai judul album tersebut menyuratkan pesan yang begitu mendalam kepada masyarakat dalam menghadapi kondisi dunia, terlebih dalam suasana pandemic seperti saat ini. “Danumaya” merupakan kata dalam raham bahasa Sasskerta yang berarti ‘menyala’. Kata tersebut diharap dapat menjadi penanda agar dalam situasi apapun, manusia harus tetap berjuang, dan menyalakan daya kreasi, daya juang, dan daya hidup.
Uniknya, seluruh puisi itu diciptanya kala ia bekerja di kapal pesiar. Ketika mendapat inspirasi menulis puisi, ia akan menulisnya di kertas-kertas kotak baterai . Oleh karena barang yang terkesan tidak begitu penting, kertas-kertas tersebut sempat dibuang, hingga ia harus mencarinya dan ditemukan di tumpukan sampah.
“Puisi-puisi yang lahir tidak hanya dari pergulatan batin, namun juga pertarungan di ambang batas kesadaran. Antara siapa aku, untuk apa aku, dan mengapa. Kehidupan yang jauh dari tanah air, jauh dari daratan, jauh dari akar kehidupan asal,” katanya.
Tema-tema yang dihadirkan dalam puisi-puisi tersebut sangat beragam, mulai dari tema kehidupan , kematian, ibu, dan cinta. “Karya-karya di album ini ini terinspirasi dari kisah asmara pria-pria Eropa Timur. Beberapa tema itu ada dalam puisi ‘Ia yang Datang Tiap Malam’, ‘ Di Laut, Percakapan Tak Usai’, ‘Jalan Pulang’, 'Ibu', 'Biar Kupilih Ingatanku Tentangmu', 'Hukuman', dan 'Kita Menari hingga Subuh Jatuh',” jelasnya.
Selain puisi karyanya sendiri, beberapa karya dalam album ini juga diambil dari para pemenang Lomuisi Tetra Welang 2019, sebuah ajang lomba musik puisi Teater Sastra Welang yang digelar di tahun yang sama.
Puisi-puisi itu diaransemen oleh Heri Windi Anggara, Wendra Wijaya, Risma Putri, Komang Adi Wiguna, Yoga Anugraha, Adiprana Kusuma, Gyan Satria, dan Septian Efendy. Sementara, penyanyi adalah para seniman yang berangkat dari beragam komunitas teater antara lain Risma Putri, Heri Windi Anggara, Goldyna Rarasari (Senja di Cakrawala), Adiprana Kusuma (Lantaidua), dan Yom Yomel (Quito Art).
