Jadikan Sastra Pengasah Budi Pekerti

Putri Suastini Koster, saat memberi sambutan HUT ke-24 DSB, Senin (14/12)

DENPASAR – Keberadaan sastra dalam panggung peradaban manusia memiliki posisi yang sangat strategis. Sastra dapat menjadi cermin hidup dan kehidupan masyarakat, agar tercipta tujuan hidup yang adil, makmur, dan berperadaban.

Sastrawan, Putri Suastini Koster, mengatakan bahwa sastra merupakan media yang mampu dan efektif digunakan untuk membangun dan mengasah karakter bangsa. Sastra dapat memperhalus budi bagi khalayak umu, termasuk bagi kalangan muda yang akan menjadi penerus bangsa.

“Lewat seni kesusastraan kita asah budi pakerti para generasi muda,” katanya saat memberi sambutan pada Hari Ulang Tahun ke-24 Dermaga Seni Buleleng atau DSB yang digelar secara virtual dari Rumah Jabatan Gubernur Bali Jayasabha, Denpasar, Senin (14/12/2020) petang.

Berpegang pada hal tersebut, sosok yang kini menjadi pendamping orang nomor satu di Bali ini berharap agar para sastrawan senior, utamanya yang bernaung dalam Komunitas DSB dapat mengayomi dan memberi pendampingan pada pengembangan olah seni sastra di kalangan muda.

Pada usia 24 tahun, Putri Suastini menilai DSB sudah sangat matang dan berpengalaman dalam bidangnya. Ia pun mengaresiasi setiap langkah yang telah dilakukan dalam membangun iklim sastra yang dibangun.

Terhadap keberadaan sastra modern, ia melihat potensi yang dimiliki Bali sejatinya sangat besar. Hanya saja, sebelumnya tidak banyak ruang yang dapat digunakan para seniman untuk meluapkan ekspresinya. Pesta Kesenian Bali atau PKB misalnya, dahulu ia menilai gelaran seniterakbar yang dimiliki Bali itu lebih fokus kepada seni tradisi. “Padahal kita punya potensi yang besar di ranah non-tradisi yang belum mendapat ruang. Festival Seni Bali Jani menjawab kegelisahan itu sehingga seni non-tradisi mendapat ruang untuk berkembang,” imbuhnya sembari mengajak para seniman memanfaatkan ruang tersebut.

Ketua DSB, Gde Artawan, mewakili komunitasnya menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan Ketua TP PKK Provinsi Bali ini. Pihaknya pun mengaku bersyukur, sebab Putri Suastini selama ini telah berdedikasi dan berkomitmen menjaga konstruksi seni, khususnya seni sastra dengan spirit yang prima. “Beliau juga memberi dukungan bagi rekan-rekan penggiat sastra, sehingga mendapatkan tiupan aura literasi yang menyegarkan,”katanya.

Dituturkan, DSB adalah sebuah komunitas seni yang berkedudukan di Singaraja, Buleleng dan dibentuk pada tahun 1996. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan DSB, di antaranya gelar apresiasi sastra dan pentas teater dan puisi. Selain itu, DSB juga rutin menggelar kegiatan  mengenang sastrawan Panji Tisna, Chairil Anwar, Bulan Bahasa, Hari Pahlawan, dan HUT Kota Singaraja. Serangkaian HUT Kota Singaraja, komunitas ini menggelar Lomba Cipta Puisi se-Bali yang memperebutkan anugerah “Singa Ambararaja Award”.

 

Tahun 2019 lalu, DSB menggelar Lomba Cipta Puisi Guru se-Bali dan menerbitkan buku antologi puisi Sang Guru yang diluncurkan di rumah jabatan Gubernur Bali Jayasabha, Denpasar. Tahun 2020, DSB kembali dipercaya mengadakan Lomba Cipta Puisi Guru se-Indonesia dan menerbitkan buku antologi puisi Suara Hati Guru yang dijuri oleh Gde Artawan, Dewa Putu Sahadewa, dan Wayan Jengki Sunarta.

“Tahun ini DSB genap berusia 24 tahun. Ulang tahun DSB tahun ini diperingati dengan acara Refleksi Literasi, sebagai ajang refleksi diri, mulat sarira atas apa yang sudah dilakukan selama 24 tahun ‘meneliti kekalahan, menghitung kemenangan’,” katanya.

Bagikan

Related Stories