Feature
Inilah 7 Atlet Gen Z Indonesia yang Guncang SEA Games 2025
JAKARTA – SEA Games ke-33 yang digelar di Thailand hingga Rabu, 17 Desember 2025, tidak hanya menjadi ajang unjuk gigi para atlet senior. Pesta olahraga Asia Tenggara kali ini justru tampil sebagai panggung lahirnya bintang-bintang muda dari kontingen Merah Putih.
Para atlet Generasi Z yang tumbuh di tengah pesatnya era digital mampu menunjukkan bahwa semangat juara tak ditentukan oleh usia. Dengan performa impresif, mereka mampu menantang bahkan mematahkan dominasi atlet-atlet berpengalaman dari negara-negara ASEAN lainnya.
Dari lintasan lari hingga papan seluncur, deretan atlet muda ini sukses mengibarkan bendera Indonesia di podium tertinggi. Prestasi ini mengirimkan pesan kuat bahwa regenerasi olahraga nasional sedang berjalan di jalur yang tepat. Berikut 7 atlet muda yang bersinar terang.
1. Basral Graito Hutomo (Skateboard)

Di cabang olahraga yang identik dengan gaya hidup anak muda ini, Basral Graito tampil sebagai bintang utama. Atlet berusia 18 tahun ini turun di nomor Men's Street dengan ketenangan luar biasa, seolah sedang bermain santai di halaman belakang rumahnya sendiri.
Remaja kelahiran 2007 ini memamerkan trik-trik teknikal yang bersih dan pendaratan mulus di setiap rintangan. Penampilan konsisten tersebut membuatnya sukses menyabet Medali Emas, mengalahkan rival-rival dari negara lain yang secara usia jauh lebih senior dan berpengalaman.
Kemenangan Basral menjadi bukti bahwa skateboarding Indonesia memiliki masa depan yang sangat cerah. Ia membuktikan bahwa ketenangan mental dan penguasaan teknik tinggi bisa menjadi senjata ampuh bagi atlet muda untuk mendominasi panggung internasional.
2. Dina Aulia (Atletik)
Sorotan di lintasan atletik kini beralih kepada sosok Dina Aulia. Atlet berusia 22 tahun asal Kalimantan Selatan ini tampil melesat bak peluru saat turun di nomor bergengsi Lari Gawang 100 Meter Putri di Stadion Utama Bangkok.
Fokus tinggi dan daya ledak eksplosif yang ditunjukkan Dina membuahkan hasil manis berupa Medali Emas. Ia berhasil mengambil alih dominasi pelari senior dan mencatatkan namanya sebagai ratu baru lari gawang di kawasan Asia Tenggara pada edisi kali ini.
Pencapaian Dina menegaskan statusnya sebagai penerus estafet kejayaan atletik nasional. Keberhasilannya menjadi sinyal positif bahwa Indonesia tidak pernah kehabisan stok pelari cepat yang siap bersaing memperebutkan gelar juara di level kompetisi yang lebih tinggi.
3. Abiyu Rafi (Senam Artistik)
Senam artistik adalah tentang presisi gerakan dan keberanian, dua elemen yang dimiliki sempurna oleh Abiyu Rafi. Di usia 23 tahun, ia tampil nyaris tanpa cela saat beraksi di nomor Palang Tunggal atau Horizontal Bar, salah satu alat tersulit dalam senam.
Abiyu berhasil mematahkan dominasi pesenam kuat asal Vietnam dan Filipina untuk membawa pulang Medali Emas. Gerakan akrobatik yang rapi dan pendaratan sempurna menjadi kunci penilaian juri yang menempatkannya di posisi teratas podium kemenangan.
Keberhasilan Abiyu menjadi sinyal bahwa pesenam putra Indonesia siap naik kelas. Potensi besar yang dimilikinya membuka harapan baru untuk bersaing di level yang lebih tinggi, termasuk membidik tiket menuju kualifikasi Olimpiade di masa mendatang.
4. Rizki Juniansyah (Angkat Besi)
Nama Rizki Juniansyah di usia 22 tahun sudah menjadi ikon global angkat besi. Pada ajang SEA Games 2025, ia tampil bukan lagi sekadar mencari pengalaman, melainkan untuk menegaskan dominasi mutlaknya sebagai lifter terbaik di kelasnya.
Tanpa kesulitan berarti, Rizki menyumbang Medali Emas dengan total angkatan yang membuat lawan-lawannya tertinggal jauh. Ia tampil dengan kepercayaan diri tinggi, mengangkat beban berat seolah tanpa beban mental, dan mengukuhkan posisi Indonesia sebagai raja besi Asia Tenggara.
Rizki adalah definisi atlet Gen Z yang komplet dan bermental baja. Prestasi gemilang, rasa percaya diri yang tinggi, serta gaya yang karismatik membuatnya menjadi salah satu atlet paling populer dan disegani di ajang multicabang dua tahunan ini.
5. Jason Donovan Yusuf (Renang)
Cabang olahraga renang sempat mengalami paceklik regenerasi juara, namun kehadiran Jason Donovan Yusuf mengubah narasi tersebut. Perenang yang baru berusia 18 tahun ini tampil sensasional dan menjadi buah bibir di kolam renang akuatik Bangkok.
Jason berhasil memborong dua Medali Emas sekaligus dalam debut gemilangnya. Gaya renang yang efisien serta kekuatan besar atau power yang ia ledakkan di 50 meter terakhir menjadi kunci kemenangan dramatis atas perenang-perenang unggulan dari Singapura dan Vietnam.
Namanya kini diprediksi akan merajai kolam renang ASEAN dalam satu dekade ke depan. Jason membawa harapan baru bagi tim akuatik Indonesia untuk kembali mendominasi perolehan medali di ajang-ajang internasional selanjutnya berkat performa impresifnya.
6. Ni Wayan Malana (Skateboard)
Atlet termuda ini sukses mencuri hati publik Thailand dan penonton layar kaca. Ni Wayan Malana, yang baru menginjak usia 13 tahun, tampil tanpa rasa takut sedikit pun saat turun di nomor Women's Street melawan atlet dewasa.
Menghadapi lawan yang usianya dua kali lipat darinya, gadis cilik ini berhasil menyabet Medali Perak. Keberaniannya meluncur di rintangan tinggi dan melakukan trik sulit membuktikan bahwa nyali besar tidak ditentukan oleh tahun kelahiran atau postur tubuh.
Ni Wayan Malana adalah permata masa depan olahraga ekstrem Indonesia. Di usianya yang masih sangat belia, ia telah menunjukkan mentalitas juara yang matang, menjadikannya aset berharga yang perlu terus dibina untuk kejuaraan dunia mendatang.
7. Ardana Cikal Damarwulan (Panjat Tebing)
Indonesia dikenal sebagai gudangnya atlet panjat tebing cepat atau speed climbing, dan Ardana Cikal adalah bukti stok juara tersebut tidak pernah habis. Remaja berusia 15 tahun ini tampil memukau memanjat dinding vertikal.
Di usianya yang masih sangat belia, Ardana berhasil meraih Medali Emas dengan catatan waktu tercepat. Kecepatan memanjatnya sulit diikuti mata telanjang, mengalahkan lawan-lawan yang lebih senior dan berpengalaman di nomor andalan Indonesia tersebut.
Ardana adalah aset berharga untuk menjaga tradisi emas panjat tebing Indonesia di kancah dunia. Regenerasi atlet di cabang ini terbukti berjalan sangat baik, memastikan bendera Merah Putih terus berkibar tinggi di setiap kompetisi panjat tebing internasional.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Alvin Bagaskara pada 17 Dec 2025
