InaRisk BNPB: Bali Miliki Risiko Sedang hingga Tinggi terhadap Ancaman Gempabumi

Analisa Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MKG) Wilayah III Denpasar menyebutkan fenomena gempabumi Bali M 4,8 di Karangasem Bali terjadi akibat aktivitas sesar lokal dan termasuk dalam kategori gempabumi dangkal. (BMKB WIlayah III Denpasar )

Denpasar, Balinesia.id - Berdasarkan kajian risiko dari InaRisk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), wilayah Provinsi Bali memiliki tingkat risiko sedang hingga tinggi terhadap potensi ancaman gempabumi.

Analisa Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (MKG) Wilayah III Denpasar menyebutkan fenomena gempabumi Bali M 4,8 di Karangasem Bali terjadi akibat aktivitas sesar lokal dan termasuk dalam kategori gempabumi dangkal.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktifitas sesar lokal,” kata Kepala Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar, Agus Wahyu Raharjo melalui keterangan tertulis Minggu (17/10/2021).

Lebih lanjut, Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar juga mencatat hingga pukul 16.42 WITA, terjadi gempabumi susulan (aftershock) sebanyak dua kali dengan magnitudo 3,8 dan 2,7 yang dirasakan di Karangasem.

InaRisk menyebutkan bahwa ada sebanyak sembilan kabupaten yang memiliki potensi risiko tersebut.

Apabila melihat kajian lebih mendalam, Kabupaten Bangli, khususnya di Desa Terunyan, sebagai salah satu wilayah terdampak gempabumi M 4,8, tercatat memiliki potensi gempabumi dengan tingkat risiko sedang hingga tinggi.

Potensi itu juga dimiliki oleh wilayah lain seperti Kecamatan Kintamani, Kecamatan Tejakula, dan Kecamatan Rendang.

Untuk potensi bahaya tanah longsor, Desa Terunyan, khususnya yang berada di timur laut Danau Batur, masuk dalam kategori tinggi.

Demikian pula wilayah penyangga lainnya seperti Kecamatan Rendang dan Kecamatan Tejakula.

Merujuk pada informasi dan hasil asesmen serta analisa dari BMKG dan InaRisk, BNPB meminta agar masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan dan selalu waspada adanya potensi gempabumi susulan.

Hal yang sama juga untuk potensi longsor mengingat kawasan terdampak saat ini mungkin masih labil. Guna menghindari adanya informasi yang tidak benar, diharapkan masyarakat dapat mengakses informasi dari pihak-pihak berwenang seperti BNPB dan BPBD setempat serta BMKG. (roh)


Related Stories