Ibu-ibu PKK Se-Bali "Duel" Mendongeng

Salah satu peserta Wimbakara atau Lomba Nyatua Bali Bulan Bahasa Bali 2021 yang digelar, Jumat (19/2/2021)

Denpasar, Balinesia.id - Wantilan Taman Budaya Bali, Denpasar, Jumat (19/2/2021) menjadi arena "duel" ibu-ibu PKK se-Bali yang mengadu kebolehan nyatua atau mendongeng berbahasa Bali.

Ibu-ibu PKK itu merupakan peserta Wimbakara atau Lomba Nyatua Bali serangkaian Bulan Bahasa Bali 2021 "Wana Kerthi: Sabdaning Taru Mahottama". Dengan menerapkan protokol kesehatan, satu per satu peserta menampilkan cerita tradisional Bali.

Setelah menyajikan penampilan terbaik, Dewan Juri yang terdiri dari Dr. Drs. Ida Bagus Rai Putra, M.Hum. (Dosen Universitas Udayana), I Gede Tarmada, (Praktisi Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali), dan Ni Komang Ari Pebriyani, S.S., S.Pd., M.Pd. (Guru SMA Dwijendra), akhinya menetapkan Wakil Jembrana, Ni Ketut Adi Maharani, sebagai juara I. Sementara, Wakil Karangasem, Ida A.W. Sugiantari sebagai juara II dan Wakil Kota Denpasar, Ni Made Martini sebagai juara III.

Ida Bagus Rai Putra mengatakan, secara umum pelaksanaan lomba telah berjalan baik. Hanya saja, selama pelaksanaan lomba, peserta dinilai sedikit tegang.

"Kalau nyatua itu harus menguasai isi, narasi, dan temanya. Bagaimana bisa menokohkan dengan baik, mengetahui karakter yang diceritakan," katanya.

Selanjutnya, para peserta hendaknya juga menguasai dan memahami alur cerita, serta mendalami peristiwa yang berlangsung.

Dosen Sastra Bali ini mencontohkan, ketika para peserta membawakan cerita-cerita fabel, suara yang dikeluarkan hendaknya sesuai dengan suara binatang yang bersangkutan. Pemahaman karakter suara binatang itu dinilai akan membuat dongeng tersaji bagus dan hidup.

"Kalau suara macan jangan seperti suara kucing, kalau suara burung yaa nyaring, harus menjiwai sehingga audiens bisa merasakan ada di dalam cerita itu," katanya.

Ia juga memberi catatan terkait tematik cerita yang ditampilkan. Menurutnya, pesan yang ingin dinyatakan oleh cerita adalah bagian inti yang tidak bisa dipisahkan. Dalam hal tema Bulan Bahasa Bali 2021, ia pun mengingatkan agar cerita yang disajikan bisa berpesan tentang hutan.

"Kalau berbicara wana atau hutan, sesuai tema Wana Kertih, apa manfaat hutan upaya yang perlu dilakukan sehingga memberi pesan tersendiri kepada yang mendengarkan, kemudian anggah ungguhing basa, kalengutan basa bobotnya sangat tinggi, harus diperhatikan dengan baik," sarannya.

Sementara itu, Pelaksana Teknis Bulan Bahasa Bali, Made Mahesa Yuma Putra, mengapresiasi penampilan peserta yang antusias. "Antusias peserta Nyatua Bali luar biasa, seluruh kabupaten kota mengirimkan perwakilannya," katanya.

Lebih jauh ia mengatakan bahwa setiap peserta wajib memilih satua-satua yang masih eksis di masyarakat sebagai materi lomba. Peserta juga disyaratkan mampu menyajikan materi cerita dengan baik terutama sesuai dengan tema yaitu melestarikan alam. "Dongeng yang disajikan diusahakan membuat pesan- pesan untuk kelestarian hutan," tambah Mahesa. (jpd-and)

Bagikan

Related Stories