Ekonomi & Pariwisata
Harga Properti Komersial Bali Melonjak, Apartemen Tawarkan Pilihan Terjangkau
Denpasar - Pasar properti komersial di Bali menunjukkan tren kenaikan harga yang signifikan pada triwulan II tahun 2025.
Data dari Perkembangan Properti Komersial (PPKom) yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Harga Properti Komersial Bali tumbuh 7,79% (yoy), mencapai 124,26 dari angka sebelumnya 115,28 pada periode yang sama tahun lalu.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menjelaskan bahwa kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan harga sewa di beberapa sektor utama.
- Kantor Cabang BRI Resmi Hadir di Taipei, Fokus Layani Pekerja Migran Indonesia
- Petani Kabupaten Gowa Kini Lebih Mudah Bertransaksi Berkat AgenBRILink
- Cara Menjadi Affiliate TikTok Agar Makin Cuan
"Pertumbuhan ini dipicu oleh naiknya indeks harga sewa properti hotel sebesar 8,65% (yoy), perkantoran 7,97% (yoy), dan ritel 0,03% (yoy)," ujar Erwin dalam keterangan tertulis pada Jumat, 15 Agustus 2025.
Namun, tren berbeda terlihat pada sektor apartemen. Indeks harga sewa properti apartemen justru mengalami penurunan drastis sebesar 16,37% (yoy).
Penurunan ini disebabkan oleh masuknya pemain baru di pasar apartemen dengan harga sewa yang lebih terjangkau, memberikan lebih banyak pilihan hunian vertikal bagi masyarakat.
- Mengenal Ejae, Sosok di Balik Lagu ‘Golden’ di KPop Demon Hunters
- Bali Chocolate Factory, Spot Unik Lokasi Syuting MV ‘Surf’ NCT WISH
- 10 Kota Terbaik di Dunia Cocok untuk Gen Z, Bangkok Nomor Satu!
Permintaan Kuat, Pasokan Melambat
Kenaikan harga properti ini sejalan dengan meningkatnya permintaan untuk kegiatan bisnis di Bali. Indeks Permintaan Properti tercatat tumbuh 3,72% (yoy).
Permintaan tertinggi datang dari sektor apartemen, dengan lonjakan permintaan sewa sebesar 40,43% (yoy), diikuti oleh ritel 24,44%, perkantoran 13,03%, dan hotel 0,19%.
Pertumbuhan permintaan properti di Bali ini juga selaras dengan pertumbuhan lapangan usaha Real Estate dalam PDRB Provinsi Bali yang tercatat tumbuh 4,28% (yoy) pada triwulan yang sama.
Di sisi lain, pasokan properti komersial justru tumbuh melambat, hanya 0,07% (yoy), jauh lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang mencapai 2,32% (yoy). Pertumbuhan pasokan didominasi oleh apartemen sewa (13,07% yoy) dan hotel (0,34% yoy).
Untuk mendukung pertumbuhan properti yang berkualitas, Bank Indonesia berupaya menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan. "Kami terus mendorong pembiayaan perbankan melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) agar mampu menopang pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan," tutup Erwin.***
