Harga Cabai di Buleleng Sentuh Rp80 Ribu, Permintaan Tetap

Pedagang cabai di Pasar Anyar Singaraja

BULELENG - Kenaikan harga cabai yang cukup signifikan di awal tahun 2021 juga terpantau di Buleleng. Kenaikan cabai di Buleleng mencapai dua kali lipat dari harga sebelumnya, yakni mencapai Rp80 ribu per kg. Namun, meski harga naik, permintaan konsumen dinyatakan tidak berubah.

"Sebelum tahun baru harga cabai sekitar Rp30 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram, sekarang Rp80 ribu. Kenaikan harga tidak pengaruhi permintaan pelanggan. Masih banyak yang cari," kata seorang pedagang cabai di Pasar Anyar Singaraja, Komang Widya (30).

Kenaikan harga cabai rawit ini berbanding terbalik dengan harga cabai merah besar yang mengalami penurunan, dari sebelumnya Rp50 ribu, sekarang hanya sekitar Rp30 ribu hingga Rp32 ribu per kilogram. Widya pun mengaku, tidak tahu pasti penyebab naiknya harga cabai. "Mungkin naiknya karena pemasok dari Bali kehabisan stok," ucap Widya.

Hal senada disampaikan pedagang cabai lainnya, Putu Sudiarta (50). Ia menduga cuaca ekstrim dan hujan deras melanda lahan pertanian, kini membuat stok cabai rawit sangat terbatas. "Pasokan dari Jawa juga sedikit, di Bali mulai habis," ujar Sudiarta.

Menyikapi hal itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng, Gede Melandrat mengatakan, kenaikan harga bahan cabai diakibatkan faktor musim. Curah hujan tinggi ini, membuat produksi menurun. Terlebih lagi, tanaman cabai susah berkembang jika musim hujan.

Meski demikian Melandrat pun memastikan, kenaikan harga cabai tidak akan lama. "Saat nanti musim panen tiba, maka kembali pulih dan harga akan kembali normal. Tapi ini akan mempengaruhi inflasi," tandas Melandrat.

Bagikan

Related Stories