Gandeng Jeju National University, KKP Tingkatkan Pengembangan SDM

Nota kesepakatan (MoU) yang ditandatangani oleh Presiden JNU, Kim Eel Hwan dan Kepala BRSDM, I Nyoman Radiarta, yang diwakili Sekretaris BRSDM, Kusdiantoro, pada Rabu, 14 September 2022, di Jeju, Korea Selatan. (KKP)

Jeju, Balinesia.id  –Menggandeng Jeju National University (JNU), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)  ingin mengembangkan kapasitas sumber daya manusia dan aplikasi hasil riset kelautan dan perikanan untuk masyarakat.

Melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) kerja sama  tertuang dalam nota kesepakatan (MoU) yang ditandatangani oleh Presiden JNU, Kim Eel Hwan dan Kepala BRSDM, I Nyoman Radiarta, yang diwakili Sekretaris BRSDM, Kusdiantoro, pada Rabu, 14 September 2022, di Jeju, Korea Selatan.

Kepala BRSDM menyampaikan pesan, memiliki semangat yang sama dalam mendukung kolaborasi dengan Jeju National University.

Kusdiantoro menyampaikan KKP telah mencanangkan konsep Ekonomi Biru dalam mengelola sumber daya kelautan dan perikanan secara produktif dan berkelanjutan untuk tetap berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik secara sosial maupun ekonomi.

Semua sudah sama-sama memahami bahwa dalam mengelola kelautan, dibutuhkan SDM yang berkualitas dan kompeten yang dapat dicapai melalui kerja sama efektif dengan para pemangku kepentingan yang potensial.

"Untuk itu, kerja sama antara BRSDM dengan Jeju National University akan memungkinkan kita untuk menyatukan upaya dalam mengembangkan peningkatan kapasitas SDM kelautan dan perikanan,” terangnya membacakan sambutan  Kepala BRSDM.

Kekinian, BRSDM  memiliki 20 satuan pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia, terdiri dari 11 satuan pendidikan tinggi, yakni 10 Politeknik dan 1 Akademi Komunitas, serta 9 satuan pendidikan menengah, yakni Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM).

Dikatakan, MoU ini juga memberikan peluang peningkatan kapasitas SDM melalui beasiswa pendidikan di Jeju National University, pertukaran tenaga ahli/peserta didik, dan pelatihan kelautan dan perikanan.

Demikian juga, pengembangan budidaya berbasis keterlibatan masyarakat untuk komoditas perikanan juga penting menggunakan teknologi budidaya inovatif.

Seluruh satuan pendidikan KP juga menerapkan pendidikan teaching factory, dengan skema pembelajaran 70 persen praktik dan 30 persen teori.

Selain itu,BRSDM KKP juga memiliki kebijakan dengan memberikan kuota peserta didik sekitar 60 persen yang ditujukan untuk anak pelaku utama kelautan dan perikanan (nelayan, pembudidaya ikan, pengolah, penggaram dan pemasar hasil perikanan).

Afirmatif kebijakan ini memberikan kesempatan besar pada anak pelaku utama mengenyam pendidikan secara gratis.

Pendidikan merupakan investasi jangka panjang negara untuk kehidupan masyarakat lebih baik ke depannya," tegas Kusdiantoro.

Kerja sama ini juga merupakan bagian dari upaya mendukung lima program prioritas KKP, khususnya dalam hal meningkatkan pengembangan budidaya laut, pesisir dan tawar. 

Sedangkan pelaksanaan dalam waktu dekat dari kerja sama ini, BRSDM akan mengajak Jeju Nasional University dalam pengembangan SMART Fisheries Village (SFV) di Gondol, Bali dengan komoditas ikan kerapu.
 

MoU ini menandai awal kemitraan BRSDM dan Jeju National University dalam kolaborasi akademik, teknologi perikanan terapan dan pengembangan usaha perikanan berbasis masyarakat untuk komoditas perikanan penting secara ekonomi dengan menggunakan teknologi akuakultur yang inovatif. ***


Related Stories