Ekonomi & Pariwisata
Februari 2021, NTP Bali Turun 0,67 Persen
Denpasar, Balinesia.id - Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan Februari 2021 tercatat turun sedalam 0,67 persen dibanding sebulan sebelumnya. Pada Januari 2021, Bali mencatat NTP sebesar 93,09, sedangkan sebulan setelahnya tercatat 92,46.
Kepala BPS Bali, Hanif Yahya, S.Si., M.Si., dalam Rilis Berita Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali yang digelar daring, Senin (1/3/2021), mengatakan bahwa penurunan NTP Bali pada bulan Februari 2021 dipengaruhi oleh penurunan yang lebih dalam indeks yang diterima petani (It) dibandingkan penurunan indeks yang dibayar petani (Ib).
"It tercatat turun sebesar 0,80 persen, dari 99,59 menjadi 98,79 pada bulan Februari 2021. Begitu pula Ib yang tercatat turun sedalam 0,13 persen, dari 106,99 menjadi 106,85," kata Hanif Yahya.
NTP Provinsi Bali pada bulan Februari 2021 yang masih berada di bawah angka 100 mengindikasikan bahwa dalam tingkatan tertentu nilai tukar produk yang dihasilkan petani belum mampu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga petani. Kebutuhan tersebut terdiri atas dua hal pokok, yaitu konsumsi rumah tangga dan biaya produksi pertaniannya.
“Dari lima subsektor yang menjadi komponen penyusunan indeks NTP, seluruh subsektor masih tercatat berada di bawah angka 100,” katanya.
Adapun penurunan indeks NTP pada bulan Februari 2021 tercatat pada tiga subsektor, yaitu subsektor hortikultura yang turun 2,95 persen, disusul subsektor tanaman pangan yang turun sebesar 1,51 persen, dan subsektor peternakan yang turun 0,69 persen. “Sedangkan, NTP subsektor tanaman perkebunan rakyat dan subsektor perikanan tercatat naik masing-masing sebesar 2,46 persen dan 0,10 persen,” katanya.
Sementara itu, indeks Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Provinsi Bali bulan Februari 2021 tercatat 92,71 turun sedalam 0,84 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat 93,49. Dilihat dari subsektornya, indeks NTUP pada bulan Februari 2021 tercatat turun pada tiga subsektor, yaitu subsektor hortikultura (turun 3,05 persen), subsektor tanaman pangan (turun 1,74 persen), dan subsektor peternakan (turun 0,65 persen).
"Kenaikan NTUP tercatat pada subsektor tanaman perkebunan rakyat dan subsektor perikanan masing-masing sebesar 2,03 persen dan 0,03 persen," imbuhnya.
