FBJ III Digelar 23 Oktober hingga 6 November 2021

Konferensi pers FBJ III tahun 2021. (Istimewa)

Denpasar, Balinesia.id - Gelaran seni, Festival Seni Bali Jani (FJB) III siap dihelat selama dua pekan penuh. Hajatan seni yang memberi ruang bagi seni inovatif, modern, dan kontemporer itu dijadwal berlangsung 23 Oktober hingga 6 November 2021.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, menjelaskan FBJ berbeda dengan Pesta Kesenian Bali (PKB). Jika PKB menjadi ajang pemanggungan kesenian tradisional, klasik, dan seni rakyat, maka FBJ memusatkan perhatian pada seni-seni kekinian yang memang dekat dengan realita kehidupan yang sedang dialami generasi milenial. Maka dari itulah FBJ hadir untuk merangsang kegairahan generasi milenial Bali dalam berkesenian. Selain sebagai ruang edukasi, FBJ diharapkan akan menjadi ladang pembibitan bagi generasi muda Bali untuk tumbuh berkembang sebagai kreator-kreator hebat di bidang seni kontemporer dan modern.

"Bali kini memiliki dua festival seni besar dengan konsep dan style yang berbeda-beda yaitu PKB dan FBJ. FBJ digagas langsung oleh Gubernur Bali, Wayan Koster sebagai perwujudan nyata dari visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru," katanya, Rabu, 22 September 2021.

FBJ III tahun 2021 masih mengetengahkan tema seputar wana atau hutan. Tema yang diangkat adalah "Jenggala Sutra: Susastra Wana Kerthi" yang diterjemagkan sebagai "Semesta Kreativitas Terkini Harmoni Diri dan Bumi dalam Keleluasaan Penciptaan Baru".

"Temanya sengaja diperluas, terbingkai lentur, agar seniman mudah mengimplementasikannya dalam karya-karyanya," terang Arya Sugiartha didampingi Tim Kurator FBJ 2021 IB Martinaya, Dr. I Komang Sudirga, dan Warih Wisatsana.

Ia mengatakan, FBJ menyajikan lima konsep dasar yaitu eksplorasi, eksperimentasi, lintas-batas, kontekstual, dan kolaborasi. Konsep eksplorasi menyajikan pencapaian seni inovatif berbasis kreativitas pribadi, sementara ide dan subjek eksplorasi tetap berbasis tradisi atau nilai lokal.

"Konsep eksperimentasi adalah sebuah pencapaian seni modern/kontemporer berbasis kreativitas dan percobaan medium/media, sedangkan konsep lintas-batas mensyaratkan pencapaian seni baru berbasis alihmedia, multimedia maupun transmedia," katanya.

Konsep konstekstual mensyaratkan adanya  pencapaian seni baru secara tematik, gaya, dan style yang relevan dengan tema dan waktu penyelenggaraan FBJ. Sedangkan, konsep kolaborasi merujuk pada  proses dan pencapaian seni modern atau kontemporer berbasis sinergi dan kerjasama antar seniman Bali atau luar daerah serta luar negeri.

Adapun konsep FBJ III-2021 kemudian dibagi dalam materi. Materi-materi itu terdiri dari mepeed anyar (karnaval), pawimba (lomba), adilanggo (pergelaran), utsawa (parade), megarupa (pameran), timbang rasa (sarasehan), beranda pustaka (bursa buku), dan Bali Jani Nugraha.

"Penyelenggaraan nanti sifatnya progresif, artinya menyesuaikan dengan keadaan di masa pandemi, bisa dilaksanakan secara daring maupun luring, kalau memang level PPKM menurun, tak menutup kemungkinan bisa menghadirkan penonton dengan batasan dan aturan pelaksanaan secara ketat semisal wajib mengunduh aplikasi PeduliLinudungi," jelas mantan Rektor ISI Denpasar ini.

Sementara itu, IB Martinaya selaku kurator berharap FBJ mampu membangkitkan wacana-wacana atau masukan yang kritis,  agar kehidupan berkesenian di Bali semakin bertumbuh. "Hadirnya media kita harapkan ada masukan atau saran untuk menggairahkan kehidupan berkesenian khususnya seni modern atau kontemporer di Bali," katanya.

Hal serupa juga diungkapkan Warih Wisatsana. Ia menyatakan hadirnya para kreator seni modern, para pegiat teater nasional maupun internasional akan memberikan ruang tumbuhnya kesenian di Bali. "Baik seni klasik yang diwadahi dalam ajang PKB maupun seni modern dengan hadirnya FBJ, dan melalui seni Bali Jani selain grup kesenian di Bali kami hadirkan keterlibatan peserta grup teater luar Bali sehingga ajang ini menambah kolaboratif," katanya.

FBJ pertama kali diinisiasi pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kebudayaan Provinsi Bali pada 2019. Pada tahun 2020, FBJ II terlaksana di masa pandemi dimana pementasan disiarkan   secara streaming, luring, dan daring. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories