Baliview
Dua Tahun Memimpin, Gubernur Koster Klaim Turunkan Kemiskinan dan Pengangguran
Denpasar - Selama dua tahun kepemimpinannya Gubernur Bali I Wayan Koster mengklaim mampu menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran
Koster menyampaikan untuk pertama kalinya, penurunan angka kemiskinan di Bali menempati peringkat pertama dalam kelompok Provinsi dengan angka kemiskinan terendah secara nasional (3,78 persen) angka kemiskinan di Bali mencapai angka terendah.
"Ini merupakan prestasi pertama kali melampaui Provinsi DKI Jakarta. Sebelumnya, kita selalu di bawah Jakarta. Kali ini kita bisa mengalahkan Jakarta,” ucap Koster dalam sebuah kesemparan.
Sejak ditetapkan sebagai Gubernur Bali berpasangan dengan Wagub Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace) periode 2018 – 2023 pada 5 September 2018, saat itu pula taksu Bali seolah menemukan kembali pijarnya.
Menangi Pilgub Bali 2018 dengan perolehan 1.213.075 suara (57,68 persen), Koster tancap gas. Waktu 24 jam seolah tak cukup baginya untuk menjabarkan berbagai cita-cita, harapan bahkan target sesuai Visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’ – Menjaga Kesucian dan Keharmonisan Alam Bali Beserta Isinya untuk Mewujudkan Kehidupan Krama Bali yang Sejahtera dan Bahagia.
Berpikir saja tak cukup baginya. Harus membuat gebrakan. Koster bukan cermin atau ‘bebek’ dari pola kebijakan pemimpin sebelumnya. Sekali lagi, Koster mengultimatum dirinya sendiri untuk menjadi yang berbeda dan terbaik tentunya.
Memang, dalam menjalankan pemerintahan, keberhasilan Koster juga karena dukungan wanita hebat Ny. Putri Suastini Koster, istri tercinta.
Momentum dua tahun pencapaian kinerja di bawah kepemimpinannya, membuktikan Koster adalah figur tepat bagi masyarakat Bali.
“Saya perlu menyampaikan untuk pertama kalinya, penurunan angka kemiskinan di Bali menempati peringkat pertama dalam kelompok Provinsi dengan angka kemiskinan terendah secara nasional (3,78 persen) angka kemiskinan di Bali mencapai angka terendah. Ini merupakan prestasi pertama kali melampaui Provinsi DKI Jakarta. Sebelumnya, kita selalu di bawah Jakarta. Kali ini kita bisa mengalahkan Jakarta,” ucap Koster saat itu.
Tak hanya itu, sejumlah pencapaian kinerja yang menjadi target dari 5 bidang program prioritas duet Koster – Ace ini mampu menurunkan angka pengangguran terbuka menjadi 1,21 persen. Prosentase itu sekaligus menempati peringkat satu terendah dalam kelompok Provinsi dengan angka kemiskinan terendah secara nasional. “Kalau yang ini sudah dari dulu,” tambah Koster.
Kinerja Gubernur Koster selama masa pandemi Covid-19 yang mampu mempertahankan Bali sebagai pulau dengan predikat terbaik di dunia tahun 2020, membuat masyarakat Bali makin merasa ‘nyaman’ dengan kebijakan ayah dua putri ini.
Selama pandemi, muncul poling terkait tujuan berwisata. Angket disebarkan dan diisi oleh pelaku perjalanan dari seluruh dunia dan diekpos oleh salah satu travel bahwa Bali tetap mendapat predikat pariwisata terbaik di dunia.
"Bali juga memperoleh peringkat terbaik kedua (2) secara nasional dalam indeks pembangunan kebudayaan. Ini baru pertama,” kata lelaki kelahiran Desa Sembiran, Tejakula, Buleleng, 58 tahun lalu ini.
Pencapaian kinerja pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali ini, juga tarcatat dalam bidang pencegahan korupsi. Bali menempati posisi 1 dari 5 provinsi terbaik nasional dalam pelaksanaan Program Strategi Nasional Pencegahan Korupsi dari KPK RI.
Bali Era Baru berisi arah kebijakan 5 program bidang prioritas dalam Pola Pembangunan Semesta Berencana. Pertama adalah bidang sandang, papan, pangan. Kedua, kesehatan dan pendidikan. Ketiga, jaminan sosial dan ketenagakerjaan. Keempat, adat, agama, tradisi, seni dan budaya. Kelima, pariwisata. “Lima bidang itu didukung infrastruktur darat, laut dan udara secara terintegrasi dan terkoneksi,” jelasnya.
Koster menekankan, selama 2 tahun menjabat Gubernur, telah terbit 40 aturan yang terdiri dari, 15 Perda dan 25 Pergub. Seluruh aturan itu, dikatakan menjadi landasan hukum untuk meletakkan dasar dalam menata secara fundamental dan komprehensif pembangunan Bali.
Perda, Pergub, SE hingga Imbauan Gubernur Koster adalah ‘gas rem’ bagi masyarakat untuk berpola pikir dan laku bijaksana, baik saat Bali sedang tersenyum pun saat berduka.
